Interior ruangan bergaya retro kembali menghangat beberapa tahun ini. Bukan hanya rumah, ruangan restoran atau kantor pun kini banyak didesain dengan gaya yang pernah berkembang pada tahun 1930-an hingga 1970-an ini. Jika tertarik ada empat gaya retro yang bisa ditiru.

Retro art deco

Desain retro yang berkembang pada era 1930-an hingga 1940-an ini identik dengan bentuk-bentuk simpel, seperti mebel berbentuk lingkaran, kotak, atau segitiga tanpa lekukan yang rumit. Pada desain satu ini, material yang umum digunakan adalah kayu solid dengan aksen besi atau logam dengan variasi warna hijau, krem, kuning gading, dan beige.

Retro fifties

Sesuai dengan namanya, retro fifties memang terkenal pada era 1950-an. Gaya ini memiliki konsep yang sedikit lebih variatif daripada konsep retro art deco. Mebel yang umum digunakan berbahan fiber, vinil, busa karet, melamin, ataupun plastik dengan warna-warna terang mencolok, seperti merah, kuning, dan jingga. Tiga warna ini biasanya diaplikasikan sebagai warna-warna dominan pada dinding, mebel, atapun upholstery. Desain retro fifties sering kali dijumpai di bagian dapur.

Pop art retro

Retro yang satu ini terbilang yang paling unik. Selain karena gaya desainnya yang tajam, pop art retro memiliki ciri khas warna-warni yang lebih beragam ketimbang dua konsep retro sebelumnya. Tidak heran pop art retro dikenal sebagai gaya retro yang paling berbeda.

Retro seventies

Gaya retro seventies menjadi penutup perkembangan gaya retro di masanya. Gaya retro yang satu ini dianggap sebagai lanjutan atau evolusi dari gaya retro art deco. Namun, retro seventies tidaklah rumit dan mencolok seperti retro art deco. Warna-warna tanah justru cenderung mewarnai konsep gaya retro yang satu ini. Dengan kata lain, retro seventies justru terkesan sangat natural dan hangat.

Yang perlu Anda ingat adalah pilihan warna retro selalu tertuju pada warna-warna cerah mencolok seperti hijau, merah, pink, kuning, dan jingga. Sementara itu, untuk motif yang umum digunakan adalah kotak-kotak dan geometris.

Jadi, jangan heran bila Anda menemukan banyak motif geometris pada rumah bergaya retro. Biasanya, kedua motif ini lazim dipakai sebagai elemen dekorasi utama pada dinding dan lantai. Kesan yang diciptakan juga begitu formal dan tegas, dengan garis-garis tegak tanpa lekuk. [*/ACH]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 3 Februari 2016