Transmisi continuously variable transmission (CVT) merupakan salah satu jenis transmisi otomatis yang berkembang pesat dan semakin banyak digunakan pada mobil-mobil keluaran terbaru. Meski sama-sama mengandalkan tekanan oli, CVT memiliki cara kerja berbeda dengan transmisi otomatis konvensional.

Merawat CVT dengan baik merupakan langkah tepat agar sistem transmisi ini awet dan bekerja optimal. Berikut ini, beberapa langkah yang dapat dilakukan agar transmisi CVT pada mobil kita awet dan optimal sehingga meningkatkan kenyamanan berkendara.

Panaskan mesin

Panaskan-Mesin

Biasakan untuk memanaskan mesin beberapa saat sebelum mulai berkendara. Hal ini, selain untuk mendapatkan suhu kerja ideal mesin, sistem transmisi dapat terlumasi dengan baik. Namun tidak perlu lama-lama memanaskan mesin karena teknologi dan jenis pelumas sudah semakin canggih.

Bijak menggunakan tuas “P”

tuas transmisi CVT

Bijaklah saat ingin menggunakan tuas transmisi pada posisi “P” atau Parking. Geser tuas pada posisi “P” apabila kendaraan telah diparkir di tempat aman. Sebisa mungkin, hindari menggeser tuas ke posisi “P” bila berhenti hanya sesaat, misalnya saat menunggu traffic light.

Waspadai genangan

Merawat CVT

Sistem transmisi, termasuk CVT, merupakan salah satu sistem yang komponennya rentan terhadap air. Untuk itu, waspadai genangan air atau banjir. Jika mobil terasa “berat” saat melaju setelah menerjang genangan, bisa jadi sistem transmisi kemasukan air. Segera periksakan ke bengkel terdekat.

Perlakukan tuas “R” dengan lembut

Tuas-R

Memperlakukan tuas “R” dengan lembut juga merupakan salah satu cara menjaga transmisi CVT tetap awet. Ketika ingin mundur, tunggu hingga mobil benar-benar berhenti, baru kemudian geser tuas dari posisi “D” ke posisi “R”. Alasannya, entakan akibat berpindah dari “D” ke “R” secara tiba-tiba dapat berisiko merusak gir, pelumas menjadi cepat jenuh, serta memicu girboks menjadi lebih cepat panas.

Hindari akselerasi tiba-tiba

Hindari akselerasi dan deselerasi secara tiba-tiba karena hal ini dapat menyebabkan ausnya sistem transmisi. Injaklah pedal gas secara halus dan bertahap agar transmisi bekerja sebagaimana mestinya. Juga ketika hendak mengerem, usahakan agar tidak sering mengerem mendadak.

Perhatikan medan jalan

Meski dapat digunakan untuk medan jalan bervariasi, transmisi CVT disebut-sebut lebih “manja” dibandingkan transmisi otomatis konvensional. Untuk itu, perhatikan medan jalan yang hendak dilalui agar CVT semakin awet. Sebisa mungkin pilihlah rute jalan dengan kontur yang baik agar sistem transmisi tidak bekerja terlalu berat.

Bijak saat gunakan tiptronik

Apabila transmisi CVT mobil kita dilengkapi dengan fitur tiptronik, yang memungkinkan kita untuk memindahkan gigi secara manual, hendaknya digunakan secara bijak. Perhatikan putaran mesin (rpm) ketika ingin memindahkan tuas transmisi agar gir tidak cepat rusak.

Ganti pelumas CVT

Merawat CVT

Gantilah pelumas transmisi secara berkala, setidaknya setiap kendaraan menempuh jarak 40 ribu kilometer atau sesuai petunjuk pabrikan. Patut diingat, kondisi lalu lintas dan gaya berkendara juga turut memengaruhi kualitas pelumas. Saat mengganti pelumas, pilihlah pelumas khusus CVT, bukan pelumas transmisi otomatis konvensional karena keduanya memiliki karakteristik berbeda.

Periksa ke bengkel

Apabila terjadi keanehan, misalnya mobil kurang responsif saat mundur, atau terasa nge-lag saat mulai berjalan, segera periksa dan konsultasikan ke bengkel resmi atau bengkel-bengkel tepercaya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Baca juga:

Ingin Mobil Terhindar dari Karat atau Korosi? Begini Caranya

Ini Penyebab Oli Mesin Bocor atau Berkurang Drastis