Musim hujan sudah mulai datang. Suatu sore di suatu perkampungan di Jakarta, ada tiga ekor anak kucing sedang bermain. Mereka adalah Tamtam si kucing hitam, Langlang si kucing belang, dan Pupu si kucing putih.

Saat mereka sedang asyik bermain, tiba-tiba langit berubah gelap. Gemuruh mulai terdengar, tanda hujan sebentar lagi turun.

“Ayo, kita cepat-cepat pulang. Tadi, ibu sudah bilang untuk segera pulang sebelum hujan turun.” Pupu memperingatkan dua saudaranya.

“Sebentar lagi, Pupu, hujannya belum turun, kok.” Tamtam menyahut seraya berlari mengejar Langlang. Mereka sedang bermain kejar-kejaran.

Pupu mendongak menatap awan hitam berarak-arakan. Tiba-tiba kilat petir menyala terang di langit sana. Pupu terlonjak. Dia kembali meneriaki dua saudaranya, tetapi Tamtam dan Langlang masih tak menghiraukan.

Akhirnya, Pupu memutuskan pulang sendirian karena gerimis mulai turun.

Sesampainya di rumah, sang ibu kucing tidak melihat Tamtam dan Langlang pulang bersama Pupu. Ibu kucing pun bertanya, “Di mana dua saudaramu, Pupu?”

“Mereka masih asyik bermain, Ibu. Pupu sudah memperingatkan, tapi mereka tidak peduli,” jawab Pupu seraya menjilat-jilat bulunya yang basah terkena tetesan gerimis.

Ibu kucing hanya menghela napas, sambil menengok ke luar dan mendapati hujan turun sangat deras. Hingga malam tiba, hujan tak kunjung reda.

Ibu mulai khawatir, dia mondar-mandir menunggu dua anaknya yang tak pulang. Akhirnya ibu memutuskan keluar mencari Tamtam dan Langlang. Sebelum pergi, ibu berpesan agar Pupu tetap menunggu di rumah.

Ibu berlari menembus hujan menuju tempat biasanya anak-anaknya bermain. Ibu kucing mengeong-ngeong memanggil anaknya. Tak lama ia mendengar suara Tamtam dan Langlang membalas ngeong-annya. Ternyata suara mereka berasal dari semak-semak tanaman. Ibu menemukan mereka sedang berlindung dari derasnya hujan.

Tamtam dan Langlang terlihat basah. Ibu kucing pun langsung membawa mereka pulang.

Pupu prihatin melihat dua saudaranya basah kuyup dan mulai menggigil. Ibu kucing terus menjilati bulu Tamtam dan Langlang supaya lekas kering.

Keesokan harinya kondisi Tamtam dan Langlang belum membaik. Mereka bahkan mulai bersin-bersin dan keluar cairan kental dari hidungnya.

Ibu menasihati Tamtam dan Langlang agar selalu mengingat nasihat ibu. Ibu kucing juga memberitahu anak-anaknya supaya saling mengingatkan tentang kebaikan.

Tamtam dan Langlang pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatan mereka itu lagi.

Ibu kucing memeluk ketiga anaknya. Ibu juga mengucapkan terima kasih pada Pupu karena sudah berusaha mengingatkan saudara-saudaranya untuk selalu mematuhi nasihat orangtua.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Siti Khotimatun Hasanah
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita