Meski agak terlambat, musim hujan datang juga pada pertengahan November ini. Beberapa bulan ke depan, hujan akan kerap terjadi. Di jalan raya, kita perlu lebih berhati-hati dan antisipatif ketika berkendara.
Menyetir mobil dalam kondisi hujan relatif lebih membutuhkan siasat, terutama ketika intensitasnya tinggi. Air yang adalah pelarut dapat mengendurkan partikel karet pada ban dan membuat pelumas yang sudah mengering di permukaan jalan tercampur dengan air dan membuat jalanan licin. Kedua hal ini mengurangi daya gesek ban. Inilah yang kerap membuat mobil kehilangan kendalinya dalam kondisi ngebut di jalanan yang basah.
Selain itu, hujan membuat jarak pandang memendek dan pandangan tidak begitu jelas. Karena hal ini, kerap kita menyadari ancaman, misalnya jalan berlubang atau mobil yang mengerem di depan, terlambat dan kita tidak sempat menghindar.
Tentu, berkendara ketika hujan sering kali tidak bisa dihindari. Namun, ada cara untuk membuat Anda tetap aman. Sebelum berkendara, pastikan semua komponen kendaraan tidak bermasalah. Ban; lampu; dan kontrol utama kendaraan yang terdiri atas kemudi, pedal gas, pedal rem, dan kopling harus berfungsi dengan baik. Begitu roda sudah melaju di tengah-tengah hujan, ini yang mesti Anda perhatikan.
Nyalakan lampu mobil
Fungsinya, tentu membantu visibilitas Anda dan memberi tahu pengendara lain bahwa di sekitar mereka ada kendaraan Anda. Lampu membantu pengendara lain mengetahui posisi Anda dalam kondisi penglihatan yang terbatas karena hujan atau kabut. Oleh karena itu, nyalakanlah lampu depan dan belakang.
Jangan gunakan lampu hazard ketika hujan karena justru akan menyulitkan dan mengganggu kendaraan di belakang. Mereka jadi tidak peka akan laju kendaraan Anda, misalnya ketika Anda melambat. Ini juga membuat pengendara lain tidak antisipatif ketika kendaraan Anda akan berbelok.
Aturan 3 detik
Menjaga jarak dengan kendaraan di depan membuat kita lebih bisa mengantisipasi kapan harus memperlambat kendaraan jika ada hambatan. The National Safety Council merekomendasikan jarak waktu tiga detik. Mengukurnya cukup mudah, Anda cukup memperhatikan sebuah obyek yang telah dilintasi mobil di depan Anda, lalu hitung berapa waktu yang Anda perlukan untuk melewati objek itu. Jika kurang dari 3 detik, Anda perlu memperlebar jarak dengan kendaraan di depan.
Namun, dalam kondisi hujan lebat dan kemampuan pandang lebih rendah, 3 detik kadang-kadang tidak cukup. Ambil jarak empat detik untuk lebih aman.
Antisipasi pejalan kaki
Ingat, kendaraan bukan satu-satunya pengguna jalan. Pastikan Anda cukup awas untuk memperhatikan sekitar, terutama pejalan kaki. Beri ruang ketika mereka berjalan di sisi jalan raya, trotoar, atau zebra cross.
Jaga jarak dengan kendaraan besar
Truk atau bus dengan badan kendaraan yang besar atau lebar bisa menghalangi pandangan sehingga Anda kurang bisa memprediksi apa yang ada di depan kendaraan besar ini. Sebisa mungkin hindari berada di belakang kendaraan besar. Jika tidak memungkinkan, jaga jarak dengan bus atau truk di depan Anda.
Hindari manuver mendadak
Entah karena menghindari lubang ataupun tiba-tiba tersadar Anda mesti berbelok di gang yang baru saja terlewati, hindari manuver mendadak. Hal ini akan menyulitkan dan berkemungkinan mencelakakan kendaraan lain, yang dapat juga lantas mencelakakan Anda.
Menyetir perlahan
Mengurangi kecepatan berkendara wajib dilakukan ketika hujan. Selain karena air sendiri, jalanan bisa menjadi lebih licin karena air bercampur dengan oli yang sebelumnya kering di permukaan jalan. Jika laju kendaraan lebih lambat, alur ban akan langsung bersentuhan dengan aspal dan daya cengkeram menjadi lebih baik.
Hindari hujan yang terlalu deras
Ketika hujan sangat deras, lebih baik tidak memaksakan diri terus berkendara. Ini berbahaya bagi Anda dan orang lain. Jika sudah telanjur di jalan, carilah tempat menepi yang aman seperti di restoran, area beristirahat, atau stasiun pengisian bahan bakar. Hindari berada di bawah pohon besar karena ada kemungkinan patahnya dahan atau yang lebih serius, tumbangnya pohon.