1. Lebah
Serangga yang rajin mengumpulkan madu ini terbilang cukup unik. Meski tubuhnya tak aerodinamis, ia dapat terbang jarak jauh. Pada masa lalu, tentara Roma dan Yunani memanfaatkan sengat lebah sebagai senjata ampuh.
Pelibatan lebah berlanjut pada era Perang Dunia I dan Perang Vietnam. Lebah dianggap efektif membuyarkan konsentrasi bertempur musuh. Ilmuwan AS bahkan menemukan manfaat lebah untuk tujuan damai, semisal mendeteksi ranjau darat.
2. Kelelawar
Alkisah, serangan Jepang yang meluluhlantakkan pangkalan AS, Pearl Harbor, mendorong sejumlah pakar senjata AS menggagas penggunaan kelelawar untuk serangan balasan. “Penerbang” malam ini rencananya dilatih untuk menggotong bom-bom berukuran kecil. Saat mereka hinggap di atap-atap bangunan, diharapkan bom tadi meledak dan membakar tempatnya bertengger.
Namun, ide ini gagal karena saat uji coba pasukan kelelawar tadi memilih menyelamatkan diri dan kabur. Meski demikian, para insinyur Pentagon masih mempelajari mekanisme terbang kelelawar untuk diterapkan pada pesawat atau robot mata-mata.
3. Burung merpati
Burung yang menjadi simbol perdamaian ini malah acap dimanfaatkan dalam peperangan masa lalu. Merpati dipilih karena memiliki kemampuan navigasi yang tajam. Burung ini mampu kembali ke sarang meski telah menempuh penerbangan ratusan kilometer.
Pada Perang Dunia I, pasukan sekutu pernah mengerahkan merpati secara besar-besaran, mencapai 200 ribu ekor. Pasukan merpati tersebut melaksanakan tugas komunikasi intelijen. Bahkan, seekor merpati bernama Cher Ami dianggap amat berjasa karena berhasil mengirim 12 pesan untuk benteng di Verdun, Perancis. Merpati memang tak pernah ingkar janji.
4. Lumba-lumba
Mamalia laut cerdas ini banyak menginspirasi penciptaan teknologi kelautan. Ia memiliki sonar biologis untuk mendeteksi ranjau laut dengan menganalisis pantulan gema. Pada masa Perang Teluk dan Perang Irak, Angkatan Laut AS menggunakan jasa lumba-lumba untuk mencari dan menjinakkan ranjau laut yang tersebar di dekat Pelabuhan Umm Qasr, Basra, Irak.
5. Gajah
Si telinga lebar dan bertubuh tambun ini menghadirkan efek teror yang mengerikan tatkala diajak bertempur. Kerajaan-kerajaan di India diperkirakan menjadi yang pertama kali mengajak gajah turun ke medan laga.
Pawang-pawang gajah diperintahkan membangun batalion gajah dan melatihnya untuk menanduk musuh dengan gading atau melemparkannya dengan belalai. Kabar ketangguhan pasukan gajah ini menyebar ke Persia dan Timur Tengah. Konon, Alexander Agung pernah dihadang sepasukan gajah tatkala menaklukkan suatu daerah.