Ibarat kanvas lukisan yang masih putih polos, demikianlah anak digambarkan. Seiring bertambah usianya, dia siap dipoles dengan aneka warna kehidupan.

Untuk itu, cara mendidik dan membesarkan anak merupakan bekal penting yang banyak menentukan masa depannya. Salah satu yang terpenting adalah belajar berbicara baik, jangan sampai ucapan ayah-ibu menyakiti hati si kecil.

Namun sayangnya, disadari atau tidak, kekerasan verbal justru kerap kali terjadi dalam lingkungan keluarga. Contoh sederhanya, tanpa sadar, Anda suka memanggil si sulung dengan sebutan si hitam,  ndut, atau anak bau asem.

Disadari atau tidak, ucapan itu dapat menimbulkan efek negatif pada anak. Proses labelling tersebut bisa berdasarkan karakter fisik, pribadi, maupun kebiasaannya. Padahal, sedikit banyak julukan itu, merupakan panggilan kesayangan atau memicu anak agar menjadi lebih rajin.

Apa pun alasannya, sebaiknya Anda perlu lebih berhati-hati ketika berkata. Pasalnya, tidak semua anak dapat menerimanya dengan baik, terutama bila memiliki sensitivitas tinggi.

Tak bisa dimungkiri, sebutan dan panggilan tersebut kadang sulit untuk dikendalikan. Tidak menutup kemungkinan pula ada anak yang tidak terpengaruh.

Cara simpel mendeteksinya bisa dilihat dari perubahan mimik anak saat mendengar nama sebutannya dipanggil. Apabila raut wajahnya menunjukkan kekesalan, hal ini merupakan alarm bagi Anda dan orang dewasa lain di rumah untuk segera menghentikan kebiasaan tersebut.

Ditakutkan, apabila hal ini berlangsung terus-menerus, tidak jarang membuat anak stres, depresi, dan minder, yang kelak bisa memengaruhi perkembangannya. Bahkan bukan hal mustahil bila julukan itu justru membekas pada benak anak hingga beranjak dewasa. Ditakutkan, ibarat sebuah lingkaran, mereka bisa saja meneruskan kebiasaan tersebut ke lingkungan sekitar dan keturunan berikutnya.

Maka, sebelum semua terlambat, cobalah lebih berempati dan memahami dunia anak. Berusaha untuk lebih peka melihat dan membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi buah hati bisa menjadi cara pendekatan yang baik. [AJG]

foto: shutterstock