Otomatis dan kinetis
Meski sama-sama menunjukkan waktu, tak semua jam tangan memiliki fitur atau teknologi yang sama. Jam tangan otomatis dan kinetis menunjukkan perbedaan dua era dan teknologi yang menggerakkan mesinnya.
Watches.net menyebutkan, jam otomatis ditemukan oleh seorang pengrajin jam asal Swiss bernama Abraham-Louis Perrelet pada 1770. Dalam masa 300 tahun setelah penemuan ini, semua arloji yang dibuat dikategorikan sebagai jam tangan otomatis.
Arloji otomatis berdetak karena terdapat rotor di dalam jam itu. Penunjuk waktu ini akan bekerja ketika jam bersentuhan dengan tangan pemakainya. Rotor ini bergerak karena dorongan angin di dalamnya.
Adapun jam tangan kinetis ditemukan pertama kali oleh Seiko pada 1988 di Jerman. Awalnya jam ini dinamakan Auto-Quarts yang kemudian diubah menjadi Kinetik. Jam tangan kinetis bekerja dengan mekanisme yang mirip dengan jam tangan otomatis.
Kinerja jam tangan kinetis dipicu oleh gerakan tangan pemakai, tapi prosesnya berbeda dengan arloji otomatis. Jam tangan kinetik bekerja melalui pemberat yang berayun konstan di dalamnya saat arloji dipakai. Pemberat ini dibuat dari kepingan quarts yang bergetar stabil dan diubah menjadi tenaga listrik yang disimpan dalam kapasitor.
Terdapat batu rubi
Sejumlah batu permata (jewel) ikut bekerja dalam mesin penggerak (movement) suatu arloji. Itulah sebabnya, arloji-arloji mekanik manual biasanya mencantumkan jumlah permata yang ditanam pada tubuhnya.
Batu permata yang terdapat pada mesin arloji tidak berfungsi sebagai perhiasan, melainkan untuk mendukung kinerja mesinnya. Batu permata digunakan untuk menahan atau mengurangi gesekan antarkomponen mesin yang terjadi secara terus-menerus. Jenis permata yang dipakai adalah rubi.
Rubi dikenal sebagai salah satu permata yang amat keras. Selain itu, rubi memiliki permukaan yang halus. Sampai sekarang, rubi merah masih banyak dipilih untuk dicangkokkan pada mesin arloji. Bentuk rubi yang dipasang pada mesin arloji juga tak monoton. Ada yang seperti donat (hole jewel), persegi panjang (pallet jewel), atau kombinasi bentuk donat dan persegi panjang (hole-caps jewel).
Rubi yang bentuknya seperti donat biasa dipasang sebagai alas dari bantalan poros (bearing) yang berputar. Sementara itu, rubi persegi panjang berfungsi untuk menahan dan melepas escape wheel. Adapun rubi kombinasi dipasang pada dasar as bearing.
Sebelum tahun 1970, jumlah rubi pada mesin arloji yang banyak dipakai rakyat biasa hanya 5-7 butir. Saat ini sebagian besar arloji dengan penggerak mekanik manual memiliki 17 butir rubi.
Baca juga :
T Swiss Made T
Jam tangan buatan negara mana yang kamu sukai? Bila arloji yang melingkar di pergelanganmu terdapat tulisan Swiss Made, artinya jam itu didesain dan dibuat di Swiss, dengan mesin Swiss pula. Jika mesinnya buatan Jepang, akan tertera tulisan Japan Movement.
Pada beberapa arloji Swiss, ada juga yang menampilkan kode “T” yang berada di bagian pelat. Biasanya kode ini berada di depan dan belakang tulisan Swiss Made, semisal T Swiss Made T. Apa maksud kode ini?
Hurut T menandakan adanya unsur radioaktif ringan, tritium, pada arloji tersebut. Namun tak perlu khawatir sebab kadar tritium yang dipakai dalam industri jam dibatasi hanya sampai nilai 25 miliCurie (mCi). Pada tingkat ini, tritium tidak membahayakan. Ada juga produsen jam yang memakai tritium tanpa mencapai tingkat maksimal yang diizinkan. Kode kadar tritium di bawah 25 mCi adalah T<25.
Materi tritium dapat bersinar tanpa sumber pencahayaan eksternal yang diperlukan, seperti Luminova dan bahan luminescent lainnya. Oleh karena itu, materi ini dinilai sebagai bahan yang ideal untuk jam tangan yang digunakan pada kondisi tanpa cahaya.
Jika rusak, arloji dengan kode-kode tersebut hanya bisa diperbaiki oleh pabriknya. Ini menyangkut keamanan dan keterbatasan teknologi dari teknisi jam konvensional.