Ibu pasti terburu-buru jadi lupa bawa handphone, gumam Clara mengingat kebiasaan ibunya yang seorang dokter itu.
Selama menangani pasien Covid-19, Ibu tinggal terpisah dengan Clara dan Ayah. Tepatnya tinggal di sebuah rumah khusus, tak jauh dari Wisma Atlet yang menjadi RS Darurat penanganan Covid-19. Ayah selalu mengingatkan Clara, “Ibu sedang berjuang. Clara harus mendoakan dan memberi semangat!”
Benar sekali, Ibu sudah lelah bekerja menangani banyak pasien. Oleh karena itu, Clara anti-menangis sewaktu bertelepon video dengan Ibu. Apalagi nanti malam, telepon video dengan ibunya harus sangat spesial karena ibunya ultah.
Clara sudah merancang kegiatan hari ini. Mumpung hari Minggu, tidak ada kelas daring. Tentu Ayah juga tidak bekerja. Clara menaiki tangga, menuju ruang kerja Ayah. Di ruang kerja, Ayah tampak baru selesai menelepon seseorang.
“Toko kue kesukaan Ibu tutup,” kata Ayah. “Apa yang akan kita kirimkan pada ulang tahun Ibu?”
Clara agak kaget mendengarnya. Namun, setelah terdiam sejenak, Clara lalu menggandeng Ayah ke dapur.
“Apa kita akan membuat kue? Sepertinya mustahil?” kata Ayah.
“Bukan kue, Ayah. Tapi, membuat makanan favorit Ibu. Puding santan gula merah! Clara beberapa kali membuatnya bersama Ibu!”
Ayah bertepuk tangan, lalu mengangkat jempol.
Clara merasa senang, semua bahan membuat puding tersedia di lemari dapur. Mulai dari agar-agar tanpa rasa, gula merah, santan instan, gula pasir, susu, dan sedikit garam. Dibantu video tutorial dari internet, mulailah Clara membuat puding santan dengan dibantu ayahnya.
Semua bahan dimasukkan ke dalam panci berisi air, lalu dipanaskan. Clara bertugas untuk mengaduk-aduk adonan hingga mendidih. Setelah itu, Ayah membantu menuangkan adonan puding ke cetakan berbentuk hati. Didiamkan sebentar. Sampai warna menjadi dua lapis.
“Sudah dua warna, cokelat tua dan karamel,” Clara memasukkan puding ke lemari pendingin.
Sorenya, dengan bantuan transportasi sepeda motor online, puding santan gula merah dikirim ke tempat Ibu tinggal.
Malam harinya, saat ibunya sudah selesai bertugas, Clara, Ayah, dan Ibu terhubung lewat telepon video.
Di telepon video itu, mata Ibu berkaca-kaca, terharu. Di tangannya, ada puding buatan Clara dan Ayah. Di atas puding, ada beberapa lilin yang telah menyala. Clara dan Ayah menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
“I love you, Clara, Ayah! Tetap sabar ya di rumah saja. Sebentar lagi, kita akan ketemu!”
Ketika telepon video selesai, Clara memeluk ayahnya dan menangis.
Clara lalu berkata pada Ayah, besok-besok Clara ingin membuat masakan lagi buat Ibu. Mungkin menu-menu lainnya yang ibunya suka. *
Penulis: Zahratul Wahdati
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita