Di suatu daerah di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, Husni berangkat sekolah dengan semangat. Ia mengayuh sepeda barunya pemberian dari Ayah karena Husni giat belajar selama satu semester kemarin.

Di perjalanan, Husni melihat Roni, teman sekelasnya berjalan kaki.

“Kok, kamu jalan kaki? Ayo, naik! Sekolah masih lumayan jauh, lho,” ajak Husni.

Tanpa menjawab pertanyaan Husni, Roni langsung naik ke sepeda Husni, membonceng di belakang.

Tiba di sekolah, bel tanda masuk kelas berbunyi. Husni belum sempat bertanya lagi pada Roni karena anak itu langsung sibuk mengerjakan PR yang belum sempat ia kerjakan di rumah. Akhirnya, Husni menyimpan keingintahuannya sampai waktu istirahat.

“Kamu kok tumben jalan kaki? Biasanya kan ada mamamu yang mengantar pakai sepeda motor,” Husni bertanya penasaran.

Roni agak ragu menjawab pertanyaan temannya, tetapi karena Husni tetap menunggu jawaban, akhirnya Roni menjawab. “Setelah Ayah meninggal, Ibu belum mendapatkan pekerjaan. Karena butuh uang untuk kebutuhan sehari-hari, jadi sepeda motor dijual.”

Husni tertegun. Ayah Roni memang baru saja meninggal dua minggu yang lalu, tetapi ia tidak tahu jika temannya sedang kesulitan begini. Husni menepuk bahu Roni dan memberikan semangat. Ia juga mengajak Roni untuk pulang bersama usai sekolah nanti.

Sampai di rumah, Husni terus memikirkan Roni. Ia merasa kasihan sekali membayangkan temannya akan berjalan kaki setiap hari. Apalagi kalau udaranya sedang panas menyengat atau malah turun hujan yang deras. Sembari melahap makan siangnya, Husni terus mencari ide untuk membantu Roni.  Dan, ide itu akhirnya melintas! Husni berencana memberikan sepeda untuk Roni.

Di gudang, ada sepeda lama milik Husni yang sudah tak terpakai sejak ia memiliki sepeda baru. Sepeda itu tak bisa dipakai karena kedua bannya bocor dan sudah agak kekecilan untuk Husni. Namun, sepertinya tak masalah jika dipakai Roni karena tubuh Roni memang lebih kecil dibanding Husni.

Husni lalu meminta izin pada ayahnya untuk membuka celengan dan memperbaiki sepeda lamanya itu. Ia juga menyampaikan keinginan untuk memberikan sepeda untuk Roni. Setelah mendengarkan dengan detail, ayah Husni menyetujui. Beliau malah ikut menemani Husni mengantarkan sepeda untuk Roni yang sudah diperbaiki ke rumah Roni.

“Terima kasih banyak, Husni,” ungkap Roni terharu. Husni senang ia bisa membantu temannya meski dengan pemberian yang tak seberapa. *

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur

Penulis: Tiana Yuthi

Ilustrasi: Regina Primalita
Penutur: Paman Gery (@paman_gery)