Internet telah membawa banyak kemajuan. Dari pantauan situs web Internetworldstats, dari 7 miliar penduduk planet Bumi, sejumlah 2.484.915.152 orang adalah pengguna internet aktif. Salah satu faktor kenaikan jumlah pengguna internet adalah karena adanya penetrasi yang tinggi pada penggunaan perangkat mobile. Tercatat hingga Januari 2014, sebanyak 93 persen penduduk dunia memakai perangkat mobile-nya untuk menjelajah dunia maya.

Selain dipakai untuk menemukan informasi terkini, internet menawarkan kemudahan berinteraksi dalam sebuah wadah bernama media sosial. Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan Path adalah contoh media sosial yang sedang digandrungi masyarakat.

Daya tarik

Posisi Facebook sebagai juara media sosial hingga kini belum terkalahkan. Namun, ada berita menarik seputar pertumbuhan semua jejaring sosial di seluruh dunia. Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan situs web GlobalWebIndex, Instagram menduduki posisi jawara dalam pertumbuhan pengguna aktif media sosial sebesar 23 persen dalam enam bulan terakhir.

Hal ini diyakini karena aplikasi berbagi foto itu semakin mudah didapat dari Apple App Store untuk pengguna ponsel Apple ataupun Google Play bagi pemakai ponsel Android. Keunikannya, Instagram memiliki fitur yang mampu memotong foto menjadi bentuk persegi, seolah seperti hasil kamera Kodak Instamatic ataupun Polaroid. Apalagi ditambahkan beragam efek foto membuat hasilnya seolah bukan berasal dari kebanyakan kamera digital.

Lewat Instagram, setiap orang dapat mengunggah foto lalu membagikannya mengunakan jaringan internet. Fitur menarik lainnya, penggunaan tanda hashtag atau tagar (#) yang membantu pengguna Instagram mengatur dan mengategorikan foto atau video yang diunggah.

Jika akun Instagram Anda dibuka untuk publik, siapa pun yang mencari tagar yang digunakan, akan bisa melihat konten foto atau video Anda. Hal ini menjadi salah satu metode untuk mengajak keterlibatan lebih dari sesama pengguna Instagram pada foto tertentu sekaligus meningkatkan banyak pengikut (follower) akun Anda.

Tak pelak lagi, daya tarik visual menjadi kekuatan utama jejaring sosial yang dirilis sekitar empat tahun lalu ini. Kekuatan itulah yang menjadi lahan subur menumbuhkan bisnis baru, yaitu toko online via Instagram.

Begitulah yang dirasakan Melur Pinilih, seorang freelance writer. Menurutnya, Instagram adalah media online shopping bermanfaat dan representatif. “Simpelnya, jika ingin mencari sepatu, mulailah pencarian dengan mengetik hashtag jual sepatu misalnya. Maka dalam sekejap bermunculanlah bermacam akun penjual sepatu. Selain visual, inilah nilai lebih Instagram yang perlu dimanfaatkan para penjual online,” ujarnya.

Melur gemar mem-follow akun Instagram yang menjual barang pernak-pernik dan makanan. Ia bercerita, pertimbangan menyeleksi akun toko di Instagram, antara lain dengan melihat jumlah follower akun tersebut yang sudah mencapai ribuan. Selain itu dilihat kelayakan foto yang dipajang serta cakupan jangkauan daerah pengiriman.

Lain halnya cerita Iwan Andryanto (28). Sudah hampir 10 tahun dia terbiasa berbelanja online. Berawal dari membeli barang-barang hobi mulai dari perangkat komputer, sepatu, hingga mainan gundam.

Sebagai web designer, Iwan kerap berbelanja perlengkapan komputer di situs web toko langganannya. Kemudian pengalaman berbelanja online membawanya pada bermacam jenis situs web penjualan, seperti Kaskus, situs web resmi internasional, hingga Instagram. Sejauh ini Iwan belum pernah mengalami kerugian ketika berbelanja online.

“Mungkin karena setiap kali mau berbelanja, saya melihat dulu reputasi si penjual, misalnya di Instagram. Saya melihat apakah akun itu memilili track record jelas dan apakah testimoni pelanggan kebanyakan dari orang yang itu-itu saja atau bukan. Satu lagi, saya lebih percaya, pada foto-foto barang asli ketimbang yang mencomot dari google,” ucap Iwan.

Pemasaran jitu

Selain menguntungkan para penikmat belanja, jejaring sosial ini diyakini menjadi cara jitu memasarkan produk dan jasa tertentu. Hal ini diakui Maudy Monique, pengusaha mainan kayu ramah lingkungan dengan akun Instagram @jakartawoodentoys.

Menurutnya, Instagram itu memiliki kekuatan visual yang straight forward. Tidak perlu menuliskan banyak komentar di wall dan foto, seperti Facebook. Jadi, di sinilah pentingnya seorang penjual memasang foto dan gambar produk yang jelas.

Maudy adalah pemain baru bisnis toko online di Instagram, baru sekitar 2-3 bulan merintis usaha. Ternyata, dalam waktu relatif singkat, perkembangan usahanya sudah sesuai harapan. Namun, tentunya hasil tak diraih tanpa ketekunan dan kerja keras. Memulai usaha memang paling sulit di fase awal.

“Ya, yang paling sulit itu adalah meyakinkan calon pembeli kalau Jakarta Wooden Toys itu trusted di awal-awal. Karena, kan, belum ada testimoni di awal usaha. Jadi, saya harus benar-benar aktif memakai cara word of mouth ke teman-teman dulu. Barulah, setelah berbelanja di Jakarta Wooden Toys, saya meminta tolong mereka untuk memberikan testimoni,”cerita Maudy.

Ibu muda dengan satu anak ini menuturkan, visual menarik adalah salah satu kunci sukses berusaha di Instagram. Maudy membagi pengalaman agar produk yang ditawarkan terlihat impresif adalah dengan memasang foto bagus dan jelas.

“Kalau bisa, memakai foto asli dengan angle dan background yang artsy. Kemudian, koleksilah apps yang membuat efek collage dan fonts seru di smartphone Anda,” tutur Maudy.

Menempatkan diri di posisi pembeli adalah cara Maudy mengelola follower akun Instagram jualannya sekaligus berupaya memuaskan banyak pelanggan. “Secara pribadi, kalau saya follow satu akun online shop, biasanya akan langsung unfollow begitu sadar akun tersebut isinya lebih banyak mengiklankan toko online lain, responsnya lambat, dan tidak pernah mengunggah barang baru. Jadi, ketiga hal itulah yang saya hindari demi mempertahankan followers akun Jakarta Wooden Toys.”

Seperti Maudy yang aktif memasarkan produk mainan kayu, ada banyak pengusaha lain yang berusaha mendulang untung via Instagram. Selain menjajakan produk, ada pula yang menawarkan jasa, seperti jasa perencana pesta ulang tahun anak. Hal itulah yang menarik minat Zetta Gustrin, account executive sebuah media nasional.

Zetta bercerita,”Pada dasarnya saya bukan tipe orang yang gemar belanja online. Akan tetapi, saya gemar mem-follow akun-akun online shop sebagai acuan. Jika mereka mengadakan bazar, barulah saya datangi untuk membeli produk incaran.”

Perempuan muda ini kembali berceloteh bahwa akhirnya dia tertarik melirik jasa perencana pesta ulang tahun anak ketika hendak merayakan ulang tahun pertama putra sulungnya. Hal itu tak disengaja karena melihat akun teman yang menuliskan testimoni pada penyelenggara pesta ultah anaknya. “Saya tertarik, mengontak, dan ternyata hasilnya memuaskan,” katanya.

Segala cerita dari toko online via Instagram menawarkan opsi baru dalam melakukan aktivitas belanja. Bagaimana dengan Anda? [AJG]

noted: “gula-gula” berbelanja via instagram

foto-rensi22

Nama: Rensi Ardinta
Kontak :
ardinta.rensi@gmail.com, rensi.a@barcdesign.com

Pendidikan terakhir :
S1 Disain Komunikasi Visual Trisakti

Profesi :
illustrator //co-founder BARCdesign www.barcdesign.com