Ulang tahun kali ini, Ajeng ingin memiliki dress dari salah satu brand lokal kesayangannya asal Yogyakarta.
Malam itu, Ajeng menghampiri ibu dan ayah yang sedang menonton televisi. “Ibu, Ayah, bulan depan Ajeng kan ulang tahun, Ajeng ingin sekali punya dress ini Bu,” sembari menunjukkan gambar dress dari layar telepon genggamnya.
“Wah, ini bagus sekali. Tapi, kok harganya mahal ya Nak. Coba tanya Ayah,” jawab Ibu.
Ajeng lalu mencoba meyakinkan ayah jika dress itu pilihan yang tepat untuk hari istimewanya.
“Iya, dress ini memang cantik. Tapi, Ayah setuju dengan pendapat Ibu, Nak. Harganya terlalu mahal. Apalagi minggu depan Ayah dan Ibu akan ke Ciamis menengok Bibi yang sakit. Tentu pengeluaran bertambah,” jawab ayah.
Hening sesaat. “Bagaimana jika Ayah dan Ibu memberi setengah dari harga dress itu?” kata ayah. Ajeng langsung mengangguk setuju dengan tawaran ayah.
“Masih ada waktu sebulan. Aku yakin bisa mendapatkan dress itu,” gumam Ajeng. Ide cemerlang pun tercetus saat Ajeng merapikan tumpukan pakaian di lemari. “Wah, semua pakaian ini masih bagus, tapi banyak yang jarang dipakai. Jadi, sebagian bisa dijual untuk menambah uang dari Ayah dan Ibu,” gumamnya. “Tapi, ke mana dan bagaimana menjual pakaian-pakaian ini?”
Tanpa menunda-nunda, Ajeng membuat grup Whatsapp mengundang sahabatnya yang pernah memiliki rencana yang sama. Andin, Dita, Oji, Dinda, Linda, dan Fani tertarik dan akan turut serta. Bahkan, ternyata ada yang ingin menjual sepatu, kalung, topi, kebaya, novel, majalah dan barang lain yang masih layak pakai. Mereka akan membuat garage sale!
Tanggal dan waktu telah mereka sepakati. Informasi penjualan mulai disebar di media sosial. Garasi rumah Dita disulap menjadi toko dadakan selama hari Sabtu dan Minggu. Semua barang yang akan dijual ditata rapi dan mudah dijangkau pengunjung. “Garage Sale, Dari Kesayangan Untuk Tersayang”, begitu judul acara itu.
Malamnya setelah acara selesai, tim kecil ini mulai menghitung hasil penjualan. Dita dan Linda kegirangan karena hasil penjualan mereka di luar dugaan, lebih tinggi dari target. Tak berapa lama Ajeng ikut bersorak. “Yeeey, akhirnya aku bisa mendapatkan dress idamanku!”
“Selamat ya Jeng. Sepertinya acara ini bisa kita lanjutkan pada akhir pekan setiap akhir
bulan atau pada hari libur nasional,” timpal Fani penuh semangat. Para sahabat memberi senyuman lebar, mengangguk setuju. Mereka semua tertawa lepas dan beres-beres pun berlanjut. Ajeng tersenyum simpul, “I did it.” **
Penulis: Tasyrif Adnan
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita