Teknologi canggih yang terdapat pada kendaraan modern tidak hanya menyentuh pada sisi performa dan kemampuannya meminimalkan emisi. Mobil-mobil tersebut juga mengalami penambahan dan penyempurnaan fitur yang dapat menjawab masalah cuaca.
Cuaca kurang bersahabat sering kali menjadi momok bagi banyak orang ketika melakukan mobilitas tinggi. Hujan deras yang turun tiba-tiba, jalan raya yang licin dan gelap, ditambah terganggunya pancaran sinar headlamp membuat pengemudi waswas. Namun, ini semua dapat diminimalkan dengan sederet fitur yang terdapat pada mobil-mobil baru.
BMW (Bayerische Motoren Werke) menjadi salah satu produsen otomotif yang peduli akan kondisi cuaca. Ini dapat lihat dari mobil-mobil yang dilansirnya. Salah satu contoh adalah Mini Cabrio terbaru yang diluncurkan pada Agustus 2016.
Perusahaan otomotif asal Jerman itu membenamkan sederet fitur pada mobil kompak tersebut agar dapat meningkatkan kenyamanan meski cuaca kurang mendukung. Salah satunya, penggunaan soft top yang berguna untuk melindungi pengemudi dan penumpang dari cuaca dan terpaan angin.
Untuk mengaktifkan fitur ini, pengemudi hanya membutuhkan waktu singkat, baik saat membuka maupun menutup bagian atas. Ini sangat bermanfaat karena tidak mengusik kenyamanan pengendara ataupun penumpang ketika menikmati alam sambil berkendara. Semua bekerja dengan penggerak elektrik. Menariknya lagi, proses membuka soft top dapat dilakukan meski mobil sedang melaju, tetapi dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi.
Perangkat lunak
Tidak berhenti sampai di situ. Produsen mobil mewah yang awalnya memproduksi mesin pesawat terbang ini juga memperbarui perangkat lunaknya, Mini Connected, dengan informasi cuaca. Jadi, mereka yang gemar dengan kendaraan atap terbuka dapat lebih leluasa dan tenang saat berkendara sambil menikmati udara segar.
BMW juga membenamkan teknologi laserlight pada sedan Seri-7 terbaru. Dengan teknologi ini, pancaran lampu utama diklaim 2 kali lebih jauh dibandingkan lampu konvensional. Namun, pengemudi tidak perlu khawatir cahaya itu menyilaukan pengendara dari arah berlawanan. Karena secara otomatis, sorotan lampu akan turun apabila berpapasan dengan kendaraan lain di malam hari.
 Wiper canggih
Tak cuma BMW yang memedulikan faktor cuaca. Salah satu pesaingnya, Mercedes-Benz, juga melakukan sejumlah terobosan pada mobil-mobil terbarunya. Salah satunya dengan menyematkan fitur Magic Vision Control.
Fitur untuk meningkatkan visibilitas pengemudi tersebut terpasang pada SL-Class generasi keenam. Pada fitur ini, wiper dan penyemprot pembersih kaca berada dalam satu rangkaian. Jadi, ketika pengemudi ingin menyemprotkan cairan pembersih kaca, cairan tersebut keluar dari salah satu sisi bilah wiper. Berbeda dengan kendaraan pada umumnya yang cairan tersebut keluar melalui lubang kecil yang ada di atas kap mobil.
Dengan wiper canggih ini, pengemudi tidak akan terganggu meski cairan disemprotkan ke kaca depan karena dengan seketika wiper menyekanya. Sementara itu, pada wiper konvensional, pandangan ke depan akan terganggu beberapa detik hingga wiper mulai menyeka cairan pembersih. Fitur ini juga sangat berguna di saat musim dingin, saat wiper dapat menjadi hangat dan membantu mencegah pembentukan es pada wiper.
Teknologi tersebut sebenarnya sudah pernah digunakan oleh Peugeot. Pada era 1990-an, produsen asal Perancis ini menyematkan fitur tersebut pada salah satu produknya, Peugeot 405. Fitur ini tidak sekadar menyemprotkan cairan melalui bilah wiper, tetapi juga turut mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya ketika kaca depan sangat kotor, cairan yang keluar dari lubang-lubang wiper akan lebih banyak jika dibandingkan kondisi kaca yang bersih.
Autowiper juga telah menjadi fitur standar pada mobil-mobil kelas menengah atas. Dengan fitur ini, sistem akan memberikan informasi tentang adanya guyuran air pada kaca. Sistem kemudian memerintahkan wiper untuk menyeka kaca. Kecepatannya pun secara otomatis mengikuti kebutuhan. Saat hujan deras, wiper menyapu begitu cepat, tetapi jika hujan ringan, wiper menyapu kaca dengan perlahan.
Masih banyak fitur lainnya yang turut mempertimbangkan faktor suhu dan cuaca. Sudah maksimalkah fitur tersebut Anda gunakan? [BYU]
Foto Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 18 Maret 2017