Setiap 30 Maret diperingati Hari Film Nasional. Menyambut peringatan tersebut, Anda bisa mengajak buah hati menonton film anak-anak nasional. Sebagai referensi, berikut dua film anak yang direkomendasikan ditonton pekan ini.

“Petualangan Sherina”

Dok: Miles Productions

Film berdurasi 114 menit ini mengisahkan persahabatan dan petualangan Sherina (Sherina Munaf) dan Sadam (Derby Romero). Cerita diawali dari kepindahan Sherina dari Jakarta ke Bandung karena ayah Sherina, Pak Darmawan (Mathias Muchus) mendapat pekerjaan baru di perkebunan milik Pak Ardiwilaga (Didi Petet).

Di lingkungan baru, Sherina cepat beradaptasi dan memiliki teman-teman baru. Sayangnya, dia acap kali menjadi sasaran kejahilan teman sekelasnya, Sadam. Pada ibunya di rumah, Sherina mengungkapkan keheranannya, kenapa bisa ada anak yang begitu nakal seperti Sadam.

Bu Darmawan (Ucy Nurul) pun mengingatkan, “Sherina, kalau kamu tidak mengenal teman kamu lebih dekat, mana mungkin kamu bisa tahu kenapa dia jadi nakal begitu?”

Akhirnya Sherina memperoleh kesempatan mengenal Sadam lebih dekat. Sayangnya, kesempatan itu justru terjadi ketika mereka harus berhadapan dengan komplotan penjahat pimpinan Pak Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan seorang pengusaha licik, Kertarajasa (Djaduk Ferianto). Sherina dan Sadam kemudian terlibat petualangan seru yang betul-betul menguji kecerdikan dan keberanian mereka. [*/AJG]

Pesan moral :
Memupuk nilai persahabatan. Di sisi lain, anak-anak harus lebih berhati-hati dan cerdas jika bertemu dengan orang jahat atau asing.

 

“Wonderful Life”

Dok: Creative & Co dan Visinema Pictures

Film keluarga bertema pengasuhan anak senantiasa menarik untuk disimak. Wonderful Life adalah salah satunya. Diangkat dari kisah nyata yang sebelumnya dituang pada buku Wonderful Life (KPG 2013) karya Amalia Prabowo, film ini menceritakan hubungan intens antara seorang ibu dan putra tunggalnya.

Sang ibu yang merupakan orangtua tunggal, Amalia (Atiqah Hasiholan) diceritakan memiliki latar belakang akademis tinggi. Kariernya pun tak kalah cemerlang. Sayangnya, tidak demikian dengan kondisi putranya, Aqil (Sinyo). Dia mengalami disleksia, gangguan dalam membaca dan menulis. Prestasi akademis Aqil di sekolah pun tidak memuaskan.

Adanya konflik batin dan kondisi yang dihadapi putranya membuat Amalia memutuskan untuk membawa Aqil menemui beragam orang pintar dan terapis. Tujuannya, mendapatkan obat yang membuat anaknya sembuh dan nantinya bisa berprestasi di sekolah.

Cerita terus bergulir. Amalia pun dihadapkan pada kenyataan bahwa Aqil dalam kondisi sehat, kesimpulan dari orang pintar dan terapis yang ditemuinya. Perjalanan seru bersama putra semata wayangnya, pada akhirnya mengubah cara pandang Amalia dalam menerapkan pengasuhan Aqil.  [*/AJG]

Pesan moral:
Setiap anak memiliki kompetensi berbeda sehingga perlu diapresiasi dan diterima sesuai bakatnya.

 

Tips “Movie Night” bersama Buah Hati

  • Buat daftar film, ajak si kecil memilih film favorit seminggu sebelumnya
  • Siapkan camilan kesukaan anak dan tempatkan di wadah-wadah unik. Bahkan, Anda bisa menghiasnya sesuai tema film yang akan diputar.
  • Siapkan tempat untuk meletakkan semua gawai dan ponsel selama menonton film.
  • Atur tempat duduk yang nyaman. Jika perlu tambahkan selimut dan bantal warna-warni.
  • Selesai menonton, tanyakan si kecil, karakter siapa yang paling disukainya serta alasannya. Apabila dia menjawab dengan baik, jangan segan memuji dan memberikan apresiasi. [AJG]

 

Artikel ini terbit di edisi cetak Harian Kompas 26 Maret 2017

Foto-foto Shutterstock