Dari tahun ke tahun, mobil-mobil yang berseliweran di jalan raya semakin menarik. Tak hanya soal fitur yang semakin canggih, tampilan eksteriornya pun kian memukau.
Bodi mobil yang menarik dengan sentuhan kekinian menjadi salah satu pertimbangan calon konsumen dalam menimang mobil baru. Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan jika ada produsen otomotif asal Korea Selatan yang merekrut seorang desainer mobil asal Jerman menjadi kepala di divisi desain. Hasilnya? Bahasa-bahasa desainnya mampu dituangkan menjadi mobil-mobil futuristis.
Desain-desain eksterior yang diciptakan insinyur otomotif tak hanya mempertimbangkan selera dan tuntutan konsumen. Bodi mobil yang menawan, yang sering kita lihat, telah diperhitungkan aerodinamikanya.
Nilai coefficent of drag (Cd), yang merupakan besaran yang digunakan untuk mengukur hambatan/resistensi dari suatu obyek, seperti udara, menjadi salah satu hal penting yang diperhitungkan oleh para desainer mobil. Semakin kecil angka Cd pada sebuah mobil, semakin mudah pula mobil tersebut dalam membelah aliran udara. Efeknya, mobil memiliki tingkat aerodinamis yang tinggi.
Faktor-faktor
Nilai Cd ditentukan sejumlah faktor, salah satunya adalah desain benda (mobil) tersebut. Angka inilah yang nantinya memengaruhi luas bidang yang akan bersinggungan langsung dengan aliran udara. Semakin besar luas area yang menabrak aliran udara, akan semakin besar pula hambatan mobil dalam melaju. Hal ini memang tidak kita rasakan secara langsung.
Kita sering melihat mobil jenis hatchback yang menggunakan desain atap seperti bumerang. Desain seperti ini disebut-sebut mampu membantu mengurangi suara bising saat kendaraan melaju pada kecepatan tinggi. Dengan desain tersebut, suasana kabin akan lebih tenang dan nyaman.
Masih terkait desain dan aerodinamika, mengurangi area mobil yang bertabrakan langsung dengan udara bukanlah perkara mudah. Pasalnya, jika area frontal dikurangi, hal ini akan membuat ruang kabin menjadi lebih sempit sehingga kenyamanan pun semakin berkurang.
Sebagai salah satu cara untuk mendapatkan nilai Cd yang kecil, para desainer mobil melakukan rekayasa desain eksterior. Salah satunya dengan mencari bentuk yang pas pada grill maupun bumper depan. Belakangan ini, kita kerap melihat mobil dengan desain grill yang minim lubang. Minimnya lubang bagian depan untuk aliran udara menuju ruang mesin tersebut bertujuan agar udara dapat dialihkan lebih sempurna melalui sisi samping maupun bagian atas kendaraan.
Hal serupa juga diperhitungkan saat para insinyur otomotif mendesain bemper depan. Bemper yang penuh lekukan disebut-sebut mampu membantu kendaraan dalam memecah aliran udara di depannya. Di sejumlah mobil lansiran terbaru, bagian bawah bemper, tepatnya di depan ban, telah tersemat semacam karet yang berfungsi membantu membelah aliran udara. Komponen ini juga bermanfaat menghindari tabrakan udara yang berasal dari depan dengan udara berputar yang dihasilkan oleh pergerakan roda.
Menggunakan desain sirip pada bagian di sekitar spion dan lampu belakang mobil juga menjadi langkah yang dilakukan ahli-ahli otomotif agar mobil lebih aerodinamis. Dengan desain tersebut, efek turbulensi dapat diminimalkan sehingga aliran udara yang mengalir dapat lebih teratur dan tidak banyak menghambat pergerakan kendaraan. [BYU]
noted:Â Faktor yang Menjadikan Mobil Aerodinamis