Erika tinggal di lereng Gunung Bromo. Tepatnya di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Salah satu desa tertinggi di Pulau Jawa. Tempatnya bersuhu dingin dengan pemandangan yang sangat indah.
Keluarga Erika adalah bagian dari masyarakat Suku Tengger yang memegang teguh adat istiadatnya. Sepanjang tahun, ada banyak tradisi yang dirayakan di desanya itu.
Seperti di bulan September, semua warga Tengger sedang bersukacita menyambut rangkaian acara di Hari Raya Karo. Hari Raya Karo diselenggarakan pada setiap bulan kedua berdasarkan kalender Suku Tengger, dan berlangsung selama beberapa hari. Hari Raya Karo ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Tengger kepada leluhur pada proses penciptaan manusia.
Erika sangat senang mengikuti rangkaian acara pada Hari Raya Karo. Banyak turis lokal dan mancanegara yang mengunjungi desanya. Mereka semua ingin melihat keunikan tradisi di Hari Raya Karo, mulai dari ritual Tari Sodoran, sampai makan bersama dengan suguhan Tumpeng Gedhe. Lalu dilanjutkan dengan puncak acara Tradisi Sadranan, yaitu berdoa dan makan bersama di area pemakaman, untuk memberi penghormatan kepada mereka yang sudah terlebih dahulu meninggal dunia.
“Aku bantu Bapak ya, menyiapkan jaket, kaos tangan, kupluk, dan ikat kepala dari kain batik motif bunga adas klaras ini. Siapa tahu banyak turis yang tertarik menyewa atau membelinya,” kata Erika menawarkan diri.
“Tentu saja boleh. Asalkan kamu tak lupa tetap belajar dengan rajin,” sahut ayahnya sambil mengalungkan sarung alias kawung di tubuhnya.
“Erika mau membantu Ibu juga atau tidak?” Ibunya lalu bertanya sambil mengedipkan mata.
“He-he-he… Inggih, Bu. Iya. Erika nanti akan membantu memasak Kentang Krawu. Kentang kukus yang ditaburi suwiran kelapa, dimakan saat masih hangat. Hmm… lezatnya,” Erika mendecapkan lidah membayangkan makanan kesukaannya itu.
“Masakan Erika pasti tak kalah lezat dari masakan Ibu,” timpal ayahnya.
“Pasti,” sahut Erika percaya diri.
Bapak dan Ibu tertawa melihatnya.
Anak-anak di Desa Ngadas memang terbiasa membantu aktivitas keseharian para orangtua mereka. Seperti juga Erika, mereka adalah anak-anak yang mandiri, senang membantu, dan suka bekerja keras.
Erika dan teman-temannya selalu berpartisipasi dalam setiap upacara adat yang diselenggarakan di desanya. Semua itu dilakukan karena kesadaran anak-anak ini untuk turut menjaga kelestarian budaya yang ada di daerah mereka, yang sangat mereka banggakan.
“Kalau bukan kita yang melestarikan budaya daerah kita ini, lalu siapa lagi?” kata Erika kemudian. Ayahnya pun mengangguk dan merasa bangga pada Erika.*
Penulis: Laksmi Manohara
Pendongeng: Kang Acep (yt: acep_yonny)
Ilustrasi: Regina Primalita