Ella sangat suka bermain puzzle. Oleh sebab itu, Ella sangat giat mengisi celengan ayamnya.
“Asyik, sedikit lagi, aku bisa membeli puzzle,” kata Ella sambil memeluk celengan ayamnya.
Tiba-tiba, tubuh Ella terasa bergoyang.
“El.. Ellaa… Gempaa!” teriak Mama dari ruang tengah.
Ella langsung berlari keluar kamar menuju ke Mamanya. Benar saja, lampu gantung di ruang tengah sedang bergoyang-goyang. Baru kali ini, Ella merasakan gempa. Ella takut sekali. Untung saja, goyangan itu tidak berlangsung lama.
Rupanya, telah terjadi gempa di Cianjur, Jawa Barat. Kondisinya cukup parah. Banyak rumah hancur karena gempa itu.
Berita di televisi terus menyiarkan kondisi terkini di Cianjur. Ella tak menyangka, guncangan yang ia rasakan beberapa hari kemarin, dapat menimbulkan ratusan korban. Dari televisi, Ella melihat anak-anak seusianya yang terpisah dari keluarga mereka. Ella merasa sangat iba dan ingin membantu mereka.
“Kasihan sekali mereka. Andai saja Ella bisa membantu mereka.” Kata Ella sambil menatap layar televisi dengan sedih.
“Ella bisa membantu mereka kok,” kata Mama yang sedang menyiapkan makan malam.
“Bagaimana caranya, Ma?”
“Ella bisa menyumbangkan apa saja yang Ella punya. Mainan juga bisa,” jawab Mama.
“Mainan?” Ella keheranan. “Apa mainan akan berguna di sana, Ma?”
“Tentu saja! Anak-anak di sana sangat membutuhkan hiburan untuk mengatasi trauma akibat bencana,” jelas Mama.
Ella langsung berlari ke kamar. Ia mengambil celengan ayamnya dan membawanya ke hadapan Mama.
“Ma, bisa bantu Ella untuk membuka celengan ayam ini?”
Mama kebingungan. “Untuk apa? Bukankah celengan ayam itu sangat berharga bagi kamu?”
“Ella ingin membelikan beberapa mainan lagi, Ma. Ella ingin membantu anak-anak korban gempa di Cianjur,” jawab Ella mantap.
“Bagaimana dengan puzzle yang ingin Ella beli?”
“Ella bisa menabungnya lagi nanti. Sekarang, Ella lebih ingin membantu anak-anak di Cianjur, Ma.”
Mama pun memeluk Ella dengan bangga. “Semoga apa yang diberikan Ella dapat meringankan beban saudara-saudara kita di Cianjur ya.” *
Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Meutia Mirzananda
Ilustrasi: Regina Primalita
Penutur: Paman Gery (@paman_gery)