Di era yang menjunjung tinggi segala sesuatu yang bersifat manual ini, kehadiran alat-alat seduh kopi manual sangat digemari. Berikut ini dua mesin espresso manual yang digandrungi di Indonesia.

Mengutip Otten Coffee, tak hanya metode seduh manual atau manual brew methods yang saat ini diagung-agungkan, di ranah espresso juga diciptakan espresso maker manual yang sama sekali tidak memerlukan bantuan listrik. Ini membuktikan bahwa untuk membuat espresso tidak hanya bisa didapat dengan mesin espresso listrik yang harganya bisa mencapai puluhan juta.

Kehadiran espresso maker manual membuat kita tetap bisa menikmati espresso yang baik dan enak, yang selanjutnya dapat kita buat menjadi latte, cappuccino, dan flat white misalnya, tergantung selera.

Tak hanya itu, espresso maker manual juga didesain portable dan stylish sehingga mudah dibawa kemana-mana. Bayangkan mudahnya menikmati kopi tanpa khawatir terhambat masalah listrik dan lainnya. Harga alatnya pun lebih ramah di kantung. Berikut ini terdapat dua mesin espresso manual yang saat ini digandrungi para pencinta kopi Tanah Air.

Flair

Semenjak kemunculannya dua tahun ini di Indonesia, Flair yang didesain oleh perusahaan Intact Idea LLC berbasis di negara bagian California, AS, ini menjadi favorit bagi para pencinta seduh manual. Flair dibuat dari “mesin” dari stainless steel yang presisi dan bahan aluminium kualitas premium.

Alat ini tidak memerlukan barang-sekali-pakai-buang, sehingga membuatnya lebih ramah lingkungan. Selain itu, alat ini juga tak membutuhkan listrik sama sekali, mudah digunakan, dan dibersihkan. Dengan harga per set sekitar Rp 2 jutaan, alat ini masih terasa ramah di kantong.

Kelebihannya Flair sudah dilengkapi dengan koper kecil berwarna hitam agar ringkas. Flair menggunakan material die cast aluminium sehingga bobotnya hanya 1,9 kilogram dengan dimensi 30 x 15 x 25 sentimeter membuatnya sangat mudah dibawa-bawa. Di dalamnya terdapat unit Flair yang terdiri dari bagian dasar atau base berikut tuas engkol yang dipasang hanya dengan satu pengait agar bisa berdiri.

Selanjutnya unit brew head yang terdiri atas slinder (group head) yang terbuat dari stainless, portafilter, shower screen, piston, sebuah funnel agar memudahkan untuk memasukan kopi ke dalam portafilter, gelas ukur, serta tamper aluminium.

Menurut Toni Wahid dari Cikopi.com yang telah mencoba alat ini, Flair cukup mudah digunakan apalagi dengan kopi yang masih fresh dan grind size yang pas, bukan hal yang sulit untuk menghasilkan espresso penuh dengan krema.

Ingat, kopi yang segar akan menghasilkan lebih banyak krema. Jadi, jika secangkir espresso tak memiliki krema yang banyak, kemungkinan kopi yang digunakan tak lagi segar. Krema juga bisa menjadi indikator rasa dari secangkir espresso. Jika semakin gelap warna kremanya, akan semakin kuat rasa espresso-nya.

Minipresso GR

Minipresso GR adalah alat pembuat espresso portable. Dengan panjang 175 milimeter dan berat yang hanya 360 gram, Minipresso menjadi traveling equipment bersahabat yang dapat kita bawa-bawa. Bepergian, baik hanya selama beberapa jam atau bahkan semalaman kini tidak menjadi masalah lagi. Terlebih Minipresso GR juga didesain compact, ringan, sekaligus serbaguna.

Menurut Mustika Treisna Yuliandri, seorang coffee-shop traveler, alat ini diciptakan dengan tujuan untuk meringankan “pekerjaan” membuat espresso dan membuatnya ringkas. Selain bentuk dan fungsinya yang manis dengan desain modern dan ramping, Minipresso GR juga memiliki inti yang jenius: piston semi otomatis.

Dengan piston semi otomatis ini, air (dalam kuantitas lebih irit) bisa disuntikkan ke dalam adapter kopi. Dan setelah beberapa kali pompa, kita sudah bisa menikmati espresso dengan rasa yang kaya dan tebal, hasil ekstraksi optimal, dengan segera. Tekanan rata-rata (average pressure) Minipresso GR adalah 8 bars.

Mustika juga menyampaikan, cukup dengan bantuan tangan, alat ini sudah bisa menyiapkan minuman kopi yang disukai sebebas yang diinginkan. Tanki air dengan kapasitas berbeda (tanki air standarnya berkapasitas 70 mililiter) membuat kita dapat menikmati berbagai tipe espresso, mulai dari ristretto sampai caffé lungo.

Toni Wahid memberikan trik agar sukses menggunakan setiap peralatan espresso manual, selain kopi yang segar bugar, adalah penentuan partikel atau grind size-nya. Jadi, sebuah grinder manual ataupun listrik merupakan perangkat yang harus dimiliki agar bisa mengatur kehalusan yang tepat.

Selain kedua alat espresso manual produksi luar negeri tersebut, Indonesia telah memiliki alat espresso manual karya anak bangsa sendiri. Karya tersebut dari Irawan Halim-Bandung dan Noor Asif-Yogyakarta. Nantikan ulasan selanjutnya. [*/ACH]

Foto : Shutterstock.com; OttenCoffee.co.id;

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 Januari 2018