Dunia digital terus berubah setiap hari. Hal ini didorong dengan perkembangan teknologi yang semakin mendekatkan para penggunanya. Perkembangan ini juga dapat mengubah gaya hidup, dari yang sebelumnya konvensional menjadi terdigitalisasi. Hampir seluruh aspek kehidupan dilakukan secara daring, termasuk sistem jual beli.

Terkait hal itu, peran para ahli di bidang tertentu atau disebut key opinion leaders (KOL) sangat diperlukan dalam mendongkrak penjualan. Peran KOL dalam mendongkrak penjualan dibahas Kognisi dalam webinar “How to Optimize Key Opinion Leaders for Brands in 2021” beberapa waktu silam dengan Lingga Wastu, VP Integrated Marketing Gramedia Digital Nusantara sebagai pemateri.

Key opinion leader marketing atau disebut juga dalam dunia komunikasi, opinion leaders, adalah orang-orang yang dipercaya untuk menyuarakan suatu isu,” ujar Lingga.

Pemasaran KOL adalah proses jenama untuk berkomunikasi dengan target audiensnya. Untuk itu, setiap jenama perlu melakukan penelitian pasar dalam menentukan target audiens. Dengan demikian, kita dapat memutuskan siapa KOL yang tepat untuk menyuarakan jenama kita.

“Mereka yang didaulat menjadi KOL adalah orang-orang yang memiliki keahlian dan pengetahuan spesifik dalam suatu bidang,” imbuhnya.

Empat Jenis KOL

Menurut Lingga Wastu, setidaknya terdapat empat jenis pemasaran KOL, yaitu KOL atau orang yang ahli dalam suatu hal, pemengaruh (influencers), pendengung (buzzer), dan pendukung (endorsers).

“Pendukung adalah orang-orang yang memang ditunjuk oleh suatu brand untuk menggunakan produk mereka. Sementara itu, pendengung adalah orang-orang yang aktif di media sosial dengan pengikut jutaan untuk membuat keriuhan menggunakan tagar ataupun balasan sehingga menjadi sebuah topik panas,” papar Lingga.

Pertama, KOL merupakan orang-orang yang pendapatnya didengar karena memiliki kredibilitas dan kemampuannya di suatu bidang telah diakui. Saat menentukan seorang KOL, suatu jenama atau perusahaan harus memastikan visi atau minat mereka sejalan. Tugas dari seorang KOL adalah untuk menggiring opini, membangun kesadaran, dan menyampaikan informasi sesuai dengan kapasitas.

Kedua, pemengaruh (influencer) Orang-orang yang bertugas untuk memengaruhi target audiens supaya tertarik dengan produk yang dipromosikan. Biasanya, pemengaruh akan menggunakan media sosial mereka untuk menarik minat melalui video, foto, atau ulasan sesuai arahan dari jenama/perusahaan.

Ketiga, pendukung (endorser), yang merupakan tokoh atau orang-orang terkenal yang memiliki banyak penggemar dan menjadi idola masyarakat. Mereka biasanya memiliki penggemar yang fanatik sehingga mudah dipengaruhi. Terdapat dua tipe pendukung, yaitu celebrity endorser dan expert endorser.

“Mereka umumnya bertugas untuk menguatkan citra jenama dan memberikan contoh penggunaan produk atau gaya hidup,” ujar Lingga.

Terakhir adalah pendengung (buzzer). Berasal dari kata “buzz”, mirip dengan suara dengungan kepakan sayap seekor lebah yang mengganggu. Mereka yang memiliki pengikut dalam jumlah besar atau memiliki interaksi tinggi dapat menjadi seorang pendengung. Selain itu, mereka dengan akun anonim menyumbang jumlah keterlibatan yang banyak untuk menggiring suatu isu atau opini.

Secara garis besar, KOL dapat memiliki dua hingga tiga peran sekaligus dalam menyebarkan informasi kepada target audiens. Pada penjelasan ini, Lingga juga mencontohkan terkait seorang KOL yang juga berperan sebagai pendukung. Pada contoh tersebut, Lingga menjelaskan beberapa bentuk dukungan (endorsement) yang hanya menampakan suatu jenama secara sekilas atau subliminal message marketing. Gunanya adalah mengenalkan produk atau jenama secara sekilas.

Menentukan KOL Marketing

Pada akhir sesi, Lingga juga menegaskan bagaimana cara menentukan KOL. Menurut Lingga terdapat beberapa cara untuk menentukan KOL yakni dengan mempertimbangkan aspek anggaran jenama, jumlah pengikut KOL, jumlah jangkauan atau aktivitas media sosial dari KOL, serta jangkauan dari para pengikut KOL tersebut. Namun, perlu diingat bahwa dalam menentukan KOL, jenama perlu melakukan analisis visi, misi, serta kesamaan dengan KOL itu sendiri.

Kemudian, jenama dan KOL perlu melakukan diskusi tentang cara kampanye, pesan kunci, persiapan konten, dan media sosial apa yang digunakan.

“Komunikasi pemasaran yang baik adalah saat seseorang merasa sedang membaca konten bukan iklan,” tutupnya.

Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya dapat ditemukan di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!

Penulis: Vivekananda Gitandjali, Editor: Jihan Aulia Zahra.