Piyu adalah seekor penyu kecil yang tinggal di Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Sejak menetas dari telurnya, Piyu Penyu ingin sekali mempunyai banyak teman.

Dari kejauhan, Piyu Penyu melihat beberapa anak binatang laut sedang bermain di padang lamun. Piyu Penyu berenang perlahan mendekati mereka.

“Halo, teman-teman. Bolehkah aku bermain bersamamu?”

Anak-anak binatang laut itu saling bertatap.

Emm, boleh,” jawab Krabi si kepiting.

Piyu sangat senang bisa bermain dengan mereka. Namun, gerakan Piyu sangat lambat sehingga teman-temannya merasa tidak sabar bermain dengannya. Mereka menganggap Piyu bukan teman yang asyik untuk bermain.

Keesokan harinya, Piyu ingin bermain kembali dengan teman-temannya. Piyu berenang menuju tempat mereka bermain kemarin. Namun, di sana, tidak ada siapa-siapa. Akhirnya, Piyu kembali berenang mencari teman-temannya.

Di padang lamun dan terumbu karang yang luas, Piyu melihat teman-temannya sedang bermain di sana. Piyu sangat senang menemukan mereka.

“Halo, teman-teman. Ternyata, kalian di sini. Bolehkah aku ikut bermain?”

“Maaf, Piyu. Aku harus pulang,” kata Krabi si kepiting.

“Iya, aku juga mau pulang,” kata Tako si gurita.

Teman-teman yang lain juga menyusul pergi meninggalkan Piyu.

“Oh, baiklah,” kata Piyu sedih.

Piyu berenang menuju terumbu karang yang ada di dekatnya dan merenung, mengapa mereka pergi meninggalkannya.

Ketika Piyu sedang merenung, dia dikagetkan dengan suara teriakan minta tolong. “Tolong…, tolong…!”

Piyu berenang mencari sumber suara. Ternyata, dia menemukan Faras si kuda laut sedang kesakitan karena ekornya terjepit di antara dua terumbu karang.

Piyu berusaha menolong Faras yang malang. Dengan kesabaran dan usaha sungguh-sungguh, akhirnya Piyu bisa melepaskan ekor Faras yang terjepit di antara dua terumbu karang.

“Terima kasih, Piyu,” kata Faras.

“Sudah seharusnya aku menolongmu, Faras. Mengapa ekormu bisa terjepit di terumbu karang itu?”

“Tadi ketika kamu datang, aku juga akan pergi meninggalkanmu. Teman-teman tidak suka bermain denganmu karena gerakanmu yang lambat. Ketika aku akan pergi meninggalkanmu, ekorku malah terjepit terumbu karang,” kata Faras.

“Oh, jadi itu alasan mereka pergi meninggalkanku.”

“Maafkan aku, Piyu. Seharusnya kita berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan.”

Setelah kejadian itu, Faras meminta teman-teman yang lain untuk bermain bersama Piyu. Faras bercerita kebaikan Piyu kepada dirinya.

Sekarang, mereka semua bermain riang bersama tanpa membeda-bedakan dan saling menolong apabila ada teman yang mengalami kesusahan. *

 

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur

Penulis: Fajar Irawati
Ilustrasi: Regina Primalita
Penutur: Paman Gery (@paman_gery)