Gluduggg, gluduggg.. Jedeeeeeerrrrrr!”

Suara petir menyambar, membuat Pipi kaget. Pipi adalah seekor burung pipit. Ia kemudian mengepakkan sayapnya lebih cepat.  Hujan turun dengan lebat. Anak-anak Pipi menunggu di sarang.

Gluduggg, gluduggg.. Jedeeeeeerrrrrr!”

Petir kembali menyambar. Pipi semakin panik dan terbang terburu-buru. Anak-anak pasti sangat lapar dan kedinginan. Karena terburu-buru, sayapnya tergores ranting pohon. Pipi terjatuh ke tanah, sayapnya terluka.

Dari atas, seekor elang tua mengamati Pipi. Elang itu kemudian mendekati Pipi.

“Kakek Elo!” Rupanya Pipi mengenali elang tua tersebut.

“Kamu kenapa Pipi?” tanya elang tua.

“Sayapku luka, sulit terbang, padahal anak-anak menungguku.”

“Kasihan, ayo, aku antar,” kata elang tua.

Kakek Elo menyuruh Pipi naik ke punggungnya dan langsung terbang dengan hati-hati. Kakek Elo berhenti di tempat biasa Pipi mencari makanan. Pipi menemukan biji-bijian yang ia cari. Setelah makanan untuk anak-anaknya siap, Pipi naik ke atas punggung Kakek Elo.

Kakek Elo terbang lagi membawa Pipi hingga sampailah mereka di atas pohon tempat Pipi bersarang.

“Ibuuuuu, ibuuuuu!!” Anak-anak Pipi berteriak begitu melihat Pipi. Pipi langsung menyuapi anak-anaknya.

Kakek Elo masih ada di pohon tempat sarang Pipi berada.

“Ibuuu, itu siapaaa yang mengantar Ibu tadi? Besarrr sekaliii!” kata Pipo. Pipo adalah anak Pipi yang paling cerewet.

“Ini Kakek Elo, burung elang, teman Ibu.”

“Ibu tidak takut berteman dengan burung besar?

“Kenapa harus takut? Kakek Elo sangat baik!”

“Ibu kalian juga pernah menolongku,” sahut Kakek Elo. Ternyata Pipi pernah membantunya mencari makanan.

“Aku bangga pada Ibu!” kata Pipo. Pipo berkata, ia ingin menjadi seperti sang ibu. Pipi yang baik hati dan suka bekerja keras setiap hari.

Kakek Elo berpamitan. Ia berjanji akan mencarikan obat untuk Pipi.

Pipo lalu meminta ibunya bercerita tentang hari itu. Pipo penasaran mengapa sayap sang Ibu terluka.

Hujan pun reda. Anak-anak Pipi tertidur setelah mendengar cerita. Tak lama, elang tua datang kembali membawa obat. Pipi mengobati lukanya. Ia ingin segera terbang lagi dan bekerja keras lagi untuk anak-anaknya.

Saat mencari obat, Kakek Elo dibantu beberapa burung pipit lainnya. Burung tersebut mengenal Pipi. Katanya, Pipi juga suka menolongnya. Pipi tak menyangka, kebaikannya selalu diingat.

“Semoga lekas sembuh Pipi, aku pergi!,” kata Kakek Elo sambil terbang menjauh.

Pipi ingin cepat terbang lebih jauh lagi. Pipi ingin menemukan lebih banyak makanan enak dan bergizi untuk anak-anaknya. Sambil memeluk anak-anaknya, Pipi tertidur dan bermimpi indah.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Tisyrin Naufalty Tsani
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita