“Kita memancing saja di sini!,” ucap Kiman.
“Setuju!” jawab serentak Alang dan Dadang.
Di atas perahu yang mengikuti ayunan ombak, Kiman tiba-tiba menerbangkan layang-layang buatannya. Layang-layang dengan diameter sepanjang lengannya. Layang-layang yang dibungkus dengan kantong plastik berwarna merah, bukan kertas minyak pada umumnya. Tujuannya menggunakan kantong plastik, ketika layang-layang jatuh ke laut tidak mudah rusak.
“Loh…loh… kamu kok pakai layang-layang untuk mancing?” tanya Alang
“Memangnya dengan cara ini kamu bisa dapat ikan?” Dadang bertanya juga.
“Memancing ikan dengan layang-layang hasilnya lebih banyak,” Kiman menjelaskan.
Kiman kemudian mengulur benang kenur layang-layangnya yang sebelumnya telah dipasangi umpan, sementara kedua temannya sibuk memasang kail pada benang pancing. Angin mulai berembus kencang, layang-layang Kiman semakin tidak beraturan terbang.
“Baguslah, layang-layangku terbang mengikuti angin. Umpan yang aku pasang akan melompat-lompat di atas air sehingga ikan-ikan tertarik mendekati dan memakannya,” harap Kiman.
Sementara itu, Alang dan Dadang masih keheranan. Tidak butuh lama, umpan yang dipasang seketika dilahap ikan tuna berukuran sedang. Dengan sigap, Kiman menarik kenur, ikan telah berada di geladak perahu.
“Lihatlah! Tidak butuh lama aku dapat ikan,” Kiman kembali menegaskan.
Kiman memasang lagi umpan pada kenur dan diulur, kemudian dapat lagi. Ikan yang didapatnya sekarang ikan cucut. Begitu pun seterusnya, Kiman selalu mendapat ikan. Tampaklah tempat ikan yang disiapkan Kiman yang terbuat dari bambu setengahnya telah terisi, sementara tempat ikan Alang dan Dadang baru terisi dua sampai tiga ekor ikan.
“Hebat kamu. Dengan layang-layang bisa dapat ikan sebanyak itu,” Dadang mulai menyadari keberhasilan ide Kiman.
“Memancing ikan dengan layang-layang siapa yang mengajarimu?” tanya Alang.
“Ayahku,” jawab singkat Kiman.
Tidak terasa matahari sudah berada saja di arah barat. Kiman menyarankan untuk segera kembali saja ke pelabuhan. Teman-temannya pun menyetujui.
Di perjalanan pulang tampak Alang dan Dadang merasa tidak puas dengan hasil tangkapan masing-masing. Menyadari akan hal itu, Kiman membagi beberapa ekor ikan kepada mereka.
Setibanya di pelabuhan, mereka berpisah pulang ke rumah masing-masing.*
Penulis: Saharul Hariyono
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita