Cepatlah terbang, Jili!” panggil Jali.

“Bagaimana kau akan mencari makanan jika tidak bisa terbang?” timpal Juli.

Jili termangu. Ia menatap teman-temannya yang terbang tinggi di langit Taman Nasional Bali Barat di Pulau Bali. Hatinya sangat sedih.

Jili mengepakkan sayapnya dan berusaha terbang, tapi lagi-lagi ia belum berhasil melakukannya. Ia terjatuh dan sayapnya menyentuh tanah. Jali dan Juli terkikik melihatnya.

“Jangan pedulikan mereka, Jili,” hibur Joli. Ia menepuk-nepuk pundak Jili dengan sayapnya.

Jili hanya manggut-manggut. Ia juga ingin terbang tinggi seperti Jali dan Juli. Tetapi, mengapa ia tidak bisa?

“Aku masih bisa berjalan untuk mencari makanan,” gumam Jili menghibur dirinya sendiri.

“Tuhan memberikan kita sayap untuk terbang, Jili. Kamu pasti bisa terbang seperti mereka. Tapi, itu butuh proses,” ujar Joli.

Jili menggeleng keras. Tangisnya mulai pecah.

“Barangkali aku memang tidak bisa terbang seperti kalian,” isak Jili lalu pergi menjauh.

Joli mengejar Jili.

“Jili, aku percaya kamu pasti bisa terbang. Ayo, cobalah lagi sampai berhasil,” bujuk Joli.

Jili menggeleng keras. “Bagaimana jika aku jatuh lagi?”

“Tidak apa-apa terjatuh, Jili. Justru itu yang akan membuatmu menjadi lebih kuat. Jangan terlalu cepat menyerah.”

Jili menatap Joli. Meski enggan, akhirnya ia memberanikan diri untuk mencoba lagi.

“Saat kamu merasakan ada angin yang bertiup, lekas kepakkan sayapmu,” Joli menjelaskan.

Jili mengangguk. Ia melakukan apa yang dikatakan Joli. Begitu merasakan datangnya angin yang bertiup kencang, ia segera mengipas-ngipaskan sayapnya. Akan tetapi, ia terjatuh lagi.

“Ayo, Jili! Sekali lagi,” seru Joli.

Tiba-tiba Jili merasakan ada semangat yang besar dari dalam dirinya. Jili membayangkan Jali dan Juli yang terbang di udara sambil tertawa. Jili mengepakkan sayapnya, lagi dan lagi. Hingga akhirnya, Jili berhasil!

“Aku berhasil! Aku bisa terbang sekarang!” Jili berseru riang seraya terbang bermain-main di udara.

Joli ikut tersenyum senang melihat keberhasilan Jili. “Kau bisa terbang, karena kau terus berusaha dan pantang menyerah, Jili.”

Jili mengangguk setuju. Benar apa yang dikatakan Joli. Untung saja ia tidak putus asa dan terus mencoba sampai akhirnya berhasil. Ia pun mengucapkan terima kasih pada Joli.

Sekarang ,Jili sudah bisa bermain dan mencari makan sendiri. Setelah puas bermain di udara, ia terbang mencari Jali dan Juli. Ia juga ingin berterima kasih pada mereka. Jika bukan karena mereka, ia tak akan punya keinginan yang kuat untuk bisa terbang.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Iliana Loelianto
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita