“Hei, Semut! Sebaiknya kalian cari pohon yang lebih pendek agar kalian bisa mengumpulkan lebih banyak bahan makanan. Sebentar lagi kan musim hujan, kalian harus cepat mengumpulkan persediaan bahan makanan!” ujar Turi si Burung Kasturi yang ingin mengusai dahan pohon itu sebagai tempat tinggalnya.
“Terima kasih untuk saranmu, Turi. Tapi, kami sudah tinggal di pohon ini sejak lama dan kami tidak pernah kekurangan bahan makanan!” sahut Semu si Semut yang merupakan ketua kawanan semut.
“Tapi, kalian kan hewan kecil. Kalian tidak pantas untuk tinggal di dahan pohon yang tinggi ini!” kata Turi.
Kawanan semut merasa marah kepada Turi karena telah meremehkan bentuk tubuh mereka. Akhirnya, kawanan semut menantang Turi untuk berlomba mengumpulkan bahan makanan lebih banyak.
“Kalian mau menantang aku? Meski jumlah kalian seribu, aku tidak mungkin kalah dengan kalian!” jawab Turi.
Turi dan kawanan semut akhirnya sepakat untuk berlomba mengumpulkan bahan makanan ke dahan pohon itu. Siapa yang bisa mengumpulkan lebih banyak, maka berhak atas pohon itu beserta bahan makanan yang dikumpulkan.
Turi si Burung Kasturi pun langsung mengepakkan sayapnya dan terbang mencari bahan makanan.
Turi tidak menyadari bahwa ia memiliki paruh yang kecil sehingga tidak bisa menampung banyak makanan di dalam mulutnya. Ia pun harus berulang kali terbang supaya bisa mengumpulkan banyak makanan. Sementara itu, kawanan semut hanya berbaris dan diam di tempat untuk saling mengoper makanan dari bawah pohon sampai ke dahan yang tinggi itu. Karena dengan gotong-royong itulah akhirnya makanan semut terkumpul lebih banyak.
Turi yang merasa kelelahan akhirnya berhenti. “Aku mengaku kalah, Semu. Ternyata, meski tubuh kalian kecil, tapi jika melakukannya secara bersama-sama, kalian bisa mengumpulkan lebih banyak makanan dari pada aku!”
“Ya, kau benar, Turi. Kami melakukannya secara bersama-sama sehingga semua terasa lebih ringan. Itulah indahnya gotong-royong!”
“Baiklah, aku akan pergi dari pohon ini, dan kalian bisa mengambil semua makananku!”
“Kamu bisa tinggal di pohon ini bersama kami, Turi. Dan, makanan itu juga bisa kamu simpan sebagai persediaan musim hujan nanti!”
Turi hanya bisa menyesali perbuatannya karena telah bersikap sombong kepada kawanan semut. Namun, ia kini mendapatkan tempat tinggal baru dan persediaan makanan untuk musim hujan. *
Penulis: Dede Soepriatna
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita