Nica membuat gambar Bu Rara Merpati beserta teman-teman sekelas. Nica memang sangat pintar menggambar dan dia merasa bahwa gambarnya akan menjadi hadiah terbaik untuk Bu Rara Merpati. Supaya terlihat lebih cantik dan kuat, Nica pergi ke toko Ibu Ani Ayam untuk membeli bingkai.
“Halo Nica,” sapa Tiko si Tupai
“Hai Tiko. Kamu dari mana?”
“Aku baru saja membeli hadiah untuk Bu Rara Merpati. Lihat bagus, bukan? Tempat pensil Bu guru sudah rusak. Jadi, aku membeli yang baru sebagai hadiah.” Tiko memperlihatkan tempat pensil berwarna biru lengkap dengan isian pulpen, pensil, penghapus, dan penggaris.
“Oh…iya… Hadiah yang bagus sekali. Maaf, Tiko, aku harus pergi. Sampai jumpa,” ucap Nica.
Tidak lama kemudian, Nica kembali berpapasan dengan temannya, Punyi si Kancil. Punyi rupanya juga baru saja membeli hadiah untuk Bu Rara Merpati. Sebuah tas ransel kecil berwarna merah muda yang terlihat sangat cocok untuk bu guru. Terlihat sangat cantik dan baru hadiah itu. Nica yang melihatnya merasa sedikit iri dengan hadiah Punyi.
Setelah membeli bingkai dan kembali ke rumah, Nica merasa sedih. Teman-teman Nica membelikan hadiah yang bagus untuk Bu Rara Merpati. Huma si Monyet akan memberikan buku catatan baru. Jingga si kura-kura akan memberikan kalung mutiara, Nica menjadi berkecil hati karena merasa hadiah yang dia miliki tidak spesial.
“Mama, bolehkah Nica minta uang untuk membeli hadiah Bu guru?”
“Loh, bukannya Nica sudah punya hadiah?”
“Iya, tapi… hadiah Nica sangat sederhana. Bukan barang-barang berkilau dan berharga seperti di toko.”
“Nica sayang. Hal yang terpenting dalam memberi hadiah adalah ketulusan. Meskipun hadiah Nica sederhana, hadiah itu sudah menunjukkan ketulusan Nica.”
Nica menjadi lega setelah mendengarkan nasihat mamanya. Pada hari perpisahan dengan Bu Rara Merpati, semua anak memberikan hadiah spesialnya kepada Bu guru termasuk Nica.
Ketika melihat gambar karya Nica, Bu Rara Merpati merasa sangat senang dan bangga terhadap anak-anak muridnya. Meskipun hadiah Nica terlihat sederhana, hadiah itu sudah memancarkan ketulusan dan kebahagiaan dari Nica, sehingga terlihat sangat spesial. Para anak-anak kelas 4 bersama-sama melepas kepergian guru mereka dengan senyuman sambil melambaikan tangan ke langit. *
Penulis: Inong Islamiyati
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita