Suatu sore di sebuah rumah di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Reno menyambut kedatangan Haris di ruang tamu rumahnya dengan riang. Begitu Haris masuk, Reno tak sabar bercerita tentang film yang baru saja ia tonton. Kisah sekelompok pahlawan super yang bersama-sama menyelamatkan dunia.
“Gara-gara film itu, aku jadi ingin punya teman pahlawan super. Pasti akan sangat hebat. Saat aku butuh sesuatu, dia akan secepat kilat datang membantu. Aku bisa minta ajari kekuatan supernya, misal menempel seperti laba-laba. Aku juga bisa ikut terbang atau pergi kemanapun dalam waktu singkat,” ujar Reno dengan mata berbinar.
Reno tak henti berceloteh. Sementara Haris mendengarkan saja. Ia datang sore ini karena permintaan Reno saat di sekolah siang tadi,
“Mereka semua bersahabat dan punya kekuatan super masing-masing. Semuanya bergabung dan menyatukan kekuatan. Oh iya, tunggu sebentar ya!” ujar Reno kemudian sambil berlari masuk ke ruang tengah rumahnya.
Akhir tahun ini, sekolah mereka mengadakan pawai pakaian daerah. Reno kemarin di sekolah sempat melihat Haris yang murung, karena tak punya pakaian daerah. Haris juga sempat bercerita tentang ayahnya yang bekerja sebagai tukang bangunan dan adiknya yang baru lahir. Jadi, ayahnya akan sangat kesulitan kalau harus membeli pakaian pawai untuknya.
Reno keluar sambil menyerahkan sepasang pakaian adat melayu Kalimantan Barat. “Kamu bisa memakai pakaian ini untuk pawai,” kata Reno. “Aku punya sepasang lagi pakaian daerah Jawa Barat.”
Haris terkejut. Ia menatap pakaian di tangannya dan lalu memandang Reno takjub.
“Terima kasih, Reno,” ucapnya sungguh-sungguh.
Reno sahabatnya itu memang berasal dari keluarga berada. Tapi sifatnya yang murah hati dan ramah pada semua orang, membuat banyak anak-anak senang berteman dengannya, termasuk Haris sendiri.
“Eh, maaf, aku lupa. Malah sibuk cerita sendiri. Kalau kamu, Ris? Kalau bisa punya teman seorang pahlawan super, siapa yang kira-kira kamu inginkan?” tanya Reno.
Haris mengingat-ingat, lalu tersenyum.
“Aku sudah punya sahabat pahlawan super favoritku, kok. Namanya Reno. Sejak dahulu dia selalu siap membantu saat aku kesulitan. Kekuatan supernya adalah tak pernah membedakan teman. Siap menolong siapapun yang membutuhkan, tanpa pilih-pilih!” tegas Haris.
Reno tertegun sebentar mendengar jawaban itu. Lalu ia menggaruk-garuk kepalanya sendiri sambil tertawa malu. Ia tak menyangka kalau pertanyaannya itu akan dijawab Haris dengan namanya sendiri. *
Pendongeng: Kang Acep
Ilustrasi: Regina Primalita