“Anak-anak, besok hari terakhir membayar biaya darmawisata, ya,” kata Bu Guru Tyas sesaat sebelum jam pulang sekolah.
Siswa-siswi kelas lima SDN Kabupaten Gresik lalu riuh membahas rencana darmawisata tersebut. Kali ini, mereka akan mengunjungi Museum RA Kartini di Rembang.
“Darmawisata ini yang kutunggu-tunggu setiap selesai ujian tengah semester,” ujar Salsa sumringah.
“Iya, betul. Aku juga,” Dimas mengacungkan jempol tanda setuju.
“Tina, kok diam?” Salsa menjawil tangan teman sebangkunya. “Kamu sakit, ya?”
Tina menggeleng lemah. “Aku mungkin tidak ikut darmawisata, Salsa. Ayahku terkena Pemutusan Hubungan Kerja. Sementara usaha catering Ibuku pun sedang sepi pesanan.”
Salsa hanya bisa termanggu. Bel pulang sekolah lalu mengakhiri pembicaraan mereka.
Keesokan harinya, Salsa duduk sendirian di kelas, karena Tina sakit dan tidak masuk sekolah. “Aku harus berbuat sesuatu,” gumamnya dalam hati.
Begitu jam istirahat, Salsa minta izin ke Bu Tyas untuk berbicara di depan kelas. “Maaf, teman-teman, minta perhatiannya sebentar, ya.” Salsa pun lalu bercerita tentang Tina yang tidak bisa ikut darmawisata karena kendala dana.
“Oh, sayang sekali kalau Tina tidak bisa ikut ke Museum RA Kartini, Rembang. Kita semua bersenang-senang di Rembang, sementara Tina merasa sedih sendirian di sini,” celetuk Dini.
“Iya, kasihan, dia,” timpal Diana.
“Gimana kalau kita iuran untuk Tina?” usul Setya kemudian.
“Setuju!” sahut Dimas.
“Sebentar!” sela Salsa. “Aku tahu benar sifat Tina yang tidak suka dikasihani. Dia pasti menolak sumbangan kita.”
“Terus, bagaimana?” Dini mengerenyitkan kening.
“Aku ada usul. Biasanya saat darmawisata, setiap anak dapat sekotak kue waktu berangkat dan nasi lauk untuk makan siang. Nah, bagaimana jika kita pesan semua konsumsi ke Ibunya Tina?”
“Usul yang bagus.” Bu Tyas bertepuk tangan sambil berdiri. “Dengan begitu, secara tidak langsung kalian semua sudah membantu Tina, agar bisa ikut darmawisata.”
Semua anak kelas lima pun setuju dengan usulan Salsa itu.
Bu Tyas senang melihat antusiasme siswa-siswinya membantu temannya yang sedang kesulitan. “Ibu bangga sekali. Selain memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi, ternyata kalian bisa memecahkan satu persoalan dengan jalan bermusyawarah. Oh iya, Salsa. Tolong nanti pulang sekolah kamu jenguk Tina sekaligus pesan konsumsi darmawisata kelas kita ke ibunya Tina, ya. Bilang Ibu yang pesan. Ibu baru bisa ke rumah Tina besok siang.”
Salsa mengangguk senang. Ia merasa tak sabar ingin segera menjenguk Tina dan memberitahukan berita gembira ini padanya. Ternyata dengan bermusyawarah dan bermufakat, masalah yang dihadapi temannya itu bisa terselesaikan dengan baik. *
Pendongeng: Kang Acep
Ilustrasi: Regina Primalita