logo nusantara bertutur

 

 

 

Pagi ini Eci merasakan tubuhnya dingin. Sejak dua hari lalu Eci menginap di tempat sepupunya di daerah Lereng Singgalang, yang termasuk dalam wilayah Nagari Pakan Sinayan, Banuhampu, Agam, Sumatra Barat. Eci selalu bersin-bersin.

“Hatchi… Hatchi… Uni… Minta air panas.” Eci minta tolong pada Uni, saudara  sepupunya dari dalam kamar.

Eci selama ini tinggal di Pariaman, kota yang jauh lebih panas daripada di daerah pegunungan Singgalang ini. Karena itu Eci selalu kedinginan setiap bermalam di sini. Dia tidur dengan jaket tebal dan selimut. Hidungnya memerah karena bersin.

Uni mengambilkan susu panas, yang langsung diminum oleh Eci sampai tandas. Wajah Eci mulai cerah. Pagi itu Etek dan Pak Etek (tante dan om) sedang ke sawah. Hanya Eci dan Uni di rumah. Eci mau menyalakan TV ingin menonton film kartun kesukaannya.

“Sekarang lawan dingin itu! Ayo, kita jalan-jalan ke puncak gunung,”  ujar Uni kemudian.

“Aah.. Uni. Aku mau nonton sambil meringkuk di kasur.” Eci berkelit. Tapi Uni segera mengambil sepatu olahraga dan memaksa Eci memakainya.

Eci mengambil jaket tebal. Memasang kaos kaki dan sepatu. Tak lupa Eci membawa saputangan untuk mengelap ingus  dihidungnya.

Eci berjalan sambil mengomel pada Uni. Eci kok dipaksa bergerak, sih. Kan dingin begini lebih enak di kasur? gumamnya.

Uni berjalan cepat hingga Eci ketinggalan. Aduuuh… Eci kok lamban sekali? gumam Uni.

Tak mau kalah dengan sepupunya, Eci mempercepat jalannya. Eci terus bergerak sampai keringatan. Eci mulai melepas jaket tebalnya. Kedua  saudara itu terus mendaki. Ada jalan yang sedang dibangun menuju puncak. Eci melihat orang ramai memarkir kendaraan. Lalu berjalan beriringan searah dengan Eci dan Uni.

Sementara sinar matahari di pagi itu mulai menghangat. Eci merasa sinar matahari  menghangatkan badannya.  Ia merasa lebih nyaman.

Akhirnya mereka sampai di lokasi wisata Sajuta Janjang (wisata sejuta tangga). Sebuah objek wisata baru di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Eci dan Uni sudah mendaki cukup jauh.

Eci mengusap peluh. Dia tersenyum melihat pemandangan kota Bukittinggi-Agam dari ketinggian. Wow, menakjubkan. Apakah benar sudah sejuta tangga dia lalui?

Uni mengambil foto Eci dengan berbagai gaya. Eci bergerak bebas, sekarang dia tak butuh jaket,  tidak menggigil lagi.

“Kamu sudah enakan?” tanya Uni.

Eci mengangguk. Tidak ada lagi suara bersin. Ternyata Eci tidak sakit, dia hanya alergi cuaca dingin.

“Makanya, rajin olahraga agar badanmu sehat terus dan bisa mengatasi perbedaan iklim di tempat yang berbeda,” kata Uni sambil tertawa.

Eci tersenyum malu. Ternyata berolahraga itu sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Penulis: Novia Erwida
Pendongeng: Paman Gery (@paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita