logo nusantara bertutur

 

 

 

Pada hari Jumat pagi, para siswa kelas 5 SD Jayasari, Puruk Cahu, Kalimantan Tengah, mempelajari bahasa daerah. Pelajaran bahasa daerah ini sangat disenangi oleh para siswa.

Mereka mempelajari beberapa bahasa daerah yang ada di tanah air, seperti bahasa Dayak, bahasa Banjar, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda. Sebagian besar siswa kelas 5 berasal dari daerah di Kalimantan Tengah, yang umumnya menggunakan bahasa Dayak dan Banjar.

Namun, ada juga siswa lain yang berasal dari pulau Jawa, seperti Anto dari Jawa Timur, Mahmud dari Jawa Tengah, dan Ilham beserta Yulia dari Jawa Barat.

Pengajarnya adalah Pak Yulianus. Beliau merupakan guru muatan lokal yang menguasai bahasa-bahasa tersebut.

Selamat hanjeu…” Pak Yulianus menyapa anak didiknya menggunakan bahasa Dayak.

“Pagi, Pak.” Para siswa menjawab serentak.

“Hari ini kita akan belajar cara memperkenalkan diri dalam bahasa daerah. Silakan buka buku kalian pada halaman 13 sampai 15. Kalian baca dahulu, baru kita praktikkan bersama-sama.”

Para siswa kemudian membaca buku sesuai petunjuk Pak Yulianus. Setelah beberapa saat, mereka lalu tampak tersenyum. Ada juga yang tertawa, tatkala membaca ungkapan dalam bahasa daerah yang tidak biasa mereka ucapkan.

“Baik. Mari kita praktikkan bersama-sama. Rauf, coba tanyakan ke rekan sebangku kamu, siapa namamu dalam bahasa Banjar,” perintah Pak Yulianus.

Siapa ngaran ikam?” tanya Rauf.

Ngaran ulun Ilyas.” jawab Ilyas yang duduk di sampingnya.

“Sekarang Lina, siapa namamu dalam bahasa Jawa. Dijawab oleh Sri Ningsih.”

Sopo jenengmu?” ucap Lina.

Nami kula Sri Ningsih, nuwun sewu,” jawab Sri Ningsih.

Para siswa merasa asik menikmati proses pembelajaran dari Pak Yulianus tersebut.

“Pak, apakah setiap daerah di Indonesia mempunyai bahasa daerahnya masing-masing?” tiba-tiba Rudi bertanya.

“Betul, Rudi. Setiap daerah mempunyai bahasa daerahnya masing-masing,” jawab Pak Yulianus.

Beliau lalu melanjutkan, “Bahasa daerah adalah kekayaan bangsa yang harus kita jaga dan lestarikan. Bangsa kita memiliki banyak pulau dan daerah dengan bahasa daerah yang berbeda-beda. Bahasa daerah melambangkan budaya bangsa kita yang unik. Sementara bahasa pemersatunya adalah bahasa Indonesia.”

“Jadi kita tidak boleh merendahkan atau menghina orang yang berbeda bahasa dengan kita, Pak?” tanya Yusuf kemudian.

“Betul, Yusuf. Tidak boleh juga kita membedakan teman yang berbeda warna kulit. Kita semua adalah satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Harus saling menghormati satu dengan yang lain. Kita harus saling bersatu untuk kemajuan dan kejayaan bangsa ini,” jelas Pak Yulianus sambil menutup pelajaran hari itu.

Penulis: Nuryadin
Pendongeng: Paman Gery (IG: paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita