Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, sulit sekali rasanya berburu pernak pernik unik untuk menata rumah agar terlihat cantik dan apik di mata. Walaupun risiko terpapar virus sudah mulai melandai, kondisi masih belum sepenuhnya aman.

Namun, bukan berarti Anda tidak bisa berkarya, bukan? Potongan kain yang selama ini menumpuk di sudut lemari bisa dijadikan kerajinan tangan yang menarik. Bahkan bisa bernilai estetika tinggi. Terlebih jika didesain sedemikian rupa.

Teknik patchwork dan quilting bisa diaplikasikan untuk mendapatkan produk yang tidak hanya menarik, tetapi juga bernilai seni tinggi. Tentu saja dibutuhkan ketelitian dan ketekunan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Patchwork merupakan kerajinan yang menggabungkan potongan kain perca yang memiliki motif dan warna berbeda menjadi bentuk baru. Biasanya, potongan-potongan perca yang digunakan berbentuk geometris. Boleh dibilang, seni menggabungkan perca ini sudah ada sejak kedatangan bangsa Eropa ke Amerika untuk pertama kalinya dan tercipta tanpa sengaja. Konon, ketika itu, para pendatang tersebut kesulitan mendapatkan selimut. Maka, dibuatlah selimut dengan cara menyambungkan kain-kain sisa.

Sedangkan quilting adalah kerajinan perca yang seluruhnya dijahit dengan teknik tusuk tindas mengikuti gambar yang terdapat pada kain. Ada beberapa versi berkaitan dengan asal mula seni quilting. Beberapa sumber mengatakan bahwa quilt berasal dari seni tradisional Inggris. Namun, ada juga sumber yang menyebutkan quilt sudah ditemukan di dalam makam-makam kuno di Mesir sebagai “bekal” perjalanan menuju akhirat.

Jika Anda ingin memiliki kreasi patchwork atau quilting tetapi merasa tak punya waktu untuk mengerjakannya, banyak usaha rumahan yang bisa mewujudkan keinginan tersebut. Ara House adalah salah satunya. Merupakan sebuah usaha rumahan yang berlokasi di Rawamangun, Ara House tidak hanya menekuni craft secara umum, tetapi juga patchwork dan quilting. Menekuni kerajinan ini sejak 2012, justru pada masa pandemi Covid-19 pesanan craft Ara House melonjak cukup tajam. Puncaknya terjadi pada masa Ramadhan tahun ini.

Menyulap kerajinan patchwork dalam bentuk sarung bantal dan taplak bernuansa natural membuatnya kewalahan menghadapi pesanan Lebaran. Ditanya soal harga, sang pemiliki Ara House, Mirna Hidayati menyatakan bahwa harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp 75.000. “Harga sangat tergantung pada jenis kain, desain dan tingkat kesulitannya. Kami bahkan juga menerima pesanan custom sesuai keinginan pemesan seperti halnya sajadah,” ujar Mirna lebih lanjut. Hasil karya Ara House juga dapat dinikmati di Instagram @mirna.hidayati.

Nah, dengan ketekunan dan kesabaran, Anda pun dapat berkarya membuat patchwork dan quilting untuk keperluan Lebaran. [AYA]