Sebagian besar gim (game) dianggap negatif oleh orangtua karena membuat anak malas beranjak dari rumah. Kehadiran gim fenomenal Pokemon Go mematahkan stigma tersebut. Gim ini mewajibkan pemain keluar rumah untuk menangkap Pokemon di dunia nyata. Namun, apakah gim ini cocok dimainkan anak-anak?

Pokemon Go bisa dikatakan sedang menginvasi dunia. Banyak pemain di sejumlah negara sedang tergila-gila dengan gim ini. Data dari Sensor Tower menyebutkan, di iOS, rata-rata pemain menghabiskan waktu hingga 33 menit untuk bermain Pokemon Go. Rentang waktu tersebut mengalahkan waktu pemakaian aplikasi populer, seperti Facebook, Snapchat, Twitter, Instagram, dan Slither.io.

Fenomenal

Widie W selaku salah satu admin Facebook Pokemon Go Indonesia menuturkan alasan Pokemon Go menjadi game fenomenal di dunia. Widie menuturkan gim ini populer dari anime 1998-an. Saat itu, banyak orang yang menyukai anime, tetapi belum ada ponsel dan alat canggih seperti sekarang.

“Orang sudah bosan dengan aktivitas bermain gim di depan komputer atau konsol. Pokemon Go hadir memberikan gim simpel dan bisa dimainkan siapa saja. Gim ini juga lebih mobile dan banyak interaksi sosial,” ungkap Widie.

Pokemon Go memang memungkinkan pemain menangkap Pokemon di dunia nyata. Pemain bisa melihat dunia Pokemon melalui layar ponsel sebagai viewfinder. Nantinya, pemain akan melihat berbagai animasi dan obyek 3D di layar tersebut. Obyek 3D tersebut nantinya berupa Pokemon. Anda akan berperan sebagai trainer yang bertugas untuk menangkap sebanyak mungkin Pokemon.

pokemongo-02

Berbagai jenis Pokemon bisa ditemukan di beberapa area geografi dunia. Sebagai contoh, jika pergi ke daerah sungai, Anda akan menemukan Pokemon berjenis air. Setelah menangkap, pemain bertugas melatih Pokemon agar semakin kuat. Selain bertukar Pokemon, mereka juga nantinya bisa berkompetisi.

Gim ini memang banyak dimainkan generasi 90-an yang kini beranjak dewasa. Namun, sekarang semakin banyak anak kecil yang tertarik bermain gim ini. Jika melihat dari usia rekomendasi di AppStore maupun Google Play, Pokemon Go disarankan untuk pengguna usia 9 tahun ke atas.

Namun, melihat aktivitas gim yang mengharuskan pemain pergi ke tempat-tempat baru berburu Pokemon, banyak orangtua yang khawatir. Widie menyarankan sejumlah tips untuk orangtua yang memiliki anak yang bermain Pokemon Go.

“Untuk anak kecil yang masih SD sebaiknya bermain Pokemon Go sembari berpartner. Mereka butuh orangtua yang memberi petunjuk. Misalnya, jarak 300 meter itu jauh atau tidak? Boleh nyebrang tidak? Daerah yang aman di mana? Intinya, anak harus tetap berada dalam bimbingan orangtua, ” jelas Widie.

Sisi positif

Sementara itu, menurut pemerhati anak Seto Mulyadi, atau akrab disapa Kak Seto, gim Pokemon Go bisa berdampak positif dan negatif pada anak. “Semua tergantung cara orangtua membimbing anak ketika memainkan gim ini,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (15/7).

Kak Seto melanjutkan, ada banyak sisi positif yang bisa diambil dari gim Pokemon Go. Beberapa di antaranya yaitu mengajak anak untuk ke luar rumah dan menuntaskan rasa ingin tahu mereka. Selain itu, jika bermain di sekitar kompleks, anak-anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sekaligus bekerja sama. Gim ini juga bisa membuat anak bergerak dekat dengan alam.

“Anak-anak senang bermain gim. Namun, orangtua harus mewaspadai risiko kecanduan bermain gim pada anak. Jangan sampai anak keasyikan bermain hingga lupa belajar dan beribadah. Kita harus bisa memanfaatkan gim, bukan diperbudak gim. Yang terpenting, berikan pendampingan anak ketika bermain,” pungkas Kak Seto. [INO]

noted: Dampak Pokemon Go pada Anak