Sebuah tempat pangkas rambut pria (barbershop) yang ramai dikunjungi orang biasanya berkualitas bagus. Namun, tempat yang ramai identik dengan antrean yang panjang. Apakah Anda rela antre menghabiskan waktu berjam-jam demi cukur rambut di barbershop favorit?

Kelsey Lindsey dalam artikel “It’s the Age of the Millenial: What That Means for Retail” di Retaildive menyebutkan, generasi milenial (usia 18–22) memiliki tiga kebiasaan yang perlu diperhatikan pengusaha ritel: tidak suka menunggu, suka yang berhubungan dengan digital, dan cenderung kurang royal.

Ketiga kebiasaan tersebut perlu dicermati pengusaha ritel. Apalagi jika bidang bisnis mereka berhubungan dengan generasi milenial. Salah satu industri yang identik konsumen milenial yaitu barbershop.

Industri ini tumbuh cukup pesat dalam 5 tahun terakhir. Sekarang, kira-kira ada 5.000 brand barbershop di Indonesia. Tren male grooming ini terus berkembang karena didorong semakin meningkatnya minat pria terhadap tatanan rambut yang lebih kekinian.

Potensi

Mengutip Kompas.com, Ketua Indonesia Barbershop Association (IBA) Ade Farolan menuturkan, pangkas rambut tradisional pada dasarnya sama dengan barbershop. Yang menjadi pembeda yaitu fasilitasnya. Di barbershop, pelanggan bisa menikmati tempat yang lebih nyaman dan ber-AC. Tersedia pula produk grooming untuk menunjang tatanan rambut.

di bawah pohon

Hal ini diamini CEO Minutes Apps Angki Rinaldy. Menurut Angki, barbershop masih berpotensi jauh lebih berkembang beberapa tahun mendatang. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya pemain baru dan lama yang membuka barbershop setiap bulannya.

“Dukungan komunitas serta semakin maraknya pelatihan yang dibuat oleh praktisi barbershop, baik itu untuk owner maupun para barber itu sendiri membuat pengetahuan dan skill dari para pelaku industri ini juga terus meningkat,” tambah Angki.

Bagi generasi milenial, menjamurnya barbershop membuat mereka memiliki banyak pilihan. Dari sekian banyak pilihan, mereka memilih barbershop dengan kualitas dan layanan terbaik.

Michael (23 tahun) menuturkan, mencari barbershop yang pas itu bukan perkara mudah. Dia pernah cukur rambut di dekat rumah, ternyata hasilnya tak sesuai dengan yang diinginkan. Akhirnya, Michael terpaksa cukur rambut lagi di barbershop lain.

Selain itu, dia lebih suka barbershop yang memiliki pelayanan ekstra, misalnya yang bisa booking online. Kini, hal tersebut bisa terwujud berkat aplikasi Minutes. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melakukan booking online di barbershop-barbershop pilihan.

Pengalaman

Minutes bermula dari pengalaman pribadi sang founder, Angki. Saat itu, dia ingin gunting rambut pada hari Minggu pukul 10.00 di barbershop dekat rumah. Biasanya, saat itu, belum ada antrean sehingga bisa langsung potong rambut. Sesampainya di lokasi, ternyata barbershop-nya masih tutup. Akhirnya, Angki pulang kembali ke rumah.

Setelah 15 menit, dia kembali ke barbershop tersebut ternyata sudah buka, tetapi sudah ada antrean 5 orang. Berbekal pengalaman tersebut, Angki berpikir mengapa tidak ada aplikasi yang memungkinkan kita booking barbershop secara online. Jadi, kita bisa memesan antrean dari rumah sesuai waktu yang diinginkan.

“Aplikasi diberi nama Minutes karena kami ingin nama yang menggambarkan tujuan yang dicapai pada saat itu yaitu membantu menghilangkan waktu menunggu. Sekarang kami sudah memiliki lebih dari 250 partner (barbeshop/salon/eyelash studio) yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Dan, saat ini, kami sudah mencatat lebih dari 50 ribu aktif user yang sudah pernah menggunakan aplikasi untuk memesan tempat dan datang,” ungkap Angki.

Keuntungan

Melalui Minutes, konsumen bisa langsung memilih dan memesan waktu yang tersedia di barbershop pilihan. Bahkan, konsumen bisa memilih ingin dicukur dengan barber favorit. Selain itu, di aplikasi ini, konsumen juga bisa mencari barbershop yang terdekat berikut informasi harga dan layanannya. Keuntungan lain, konsumen bisa mendapatkan poin setelah bertransaksi. Poin tersebut bisa ditukar untuk mendapatkan jasa cukur gratis atau produk khusus.

“Saya cukur rambut biasanya setiap hari Minggu setelah dari gereja. Namun, biasanya jam-jam tersebut sangat ramai. Dengan aplikasi Minutes, saya bisa booking online sesuai jam yang diinginkan sehingga lebih saving time,” ungkap Michael.

Namun, apa keuntungan menggunakan Minutes bagi pemilik barbershop? Angki menuturkan, fitur utama yaitu mengatur slot servis konsumen yang akan potong rambut dengan fitur appoinment di dashboard.  Hal ini membuat pemilik barbershop tak perlu lagi menerima booking tempat via telepon.

“Manfaat lainnya yaitu sistem Point of Sales (POS). Sistem yang dibuat khusus untuk industri ini memudahkan operasional harian dari bisnis mulai dari pencatatan penjualan, perhitungan produk sampai dengan perhitungan komisi untuk staf,” jelas Angki.

di bawah pohon barbershop

Salah satu pemilik barbershop Di Bawah Pohon, Mustofa mengungkapkan pengalamannya menggunakan Minutes. Saat ditemui di barbershop-nya di Jalan H Agus Salim, Menteng, Jakarta (13/12), Mustofa awalnya mengira Minutes hanya untuk mengurusi booking.

“Ternyata, setelah dijelaskan, Minutes memiliki banyak fitur lain, seperti atur sales, atur produk, hingga atur gaji bagi hasil karyawan,” ujar Mustofa.

Mustofa menjelaskan, aplikasi ini memberikan data konsumen yang lengkap. Mulai dari kapan terakhir potong rambut hingga total transaksi mereka. Data-data ini bisa digunakan untuk mengirimkan promosi ke konsumen tertentu. Misalnya, konsumen yang belum kembali potong rambut diberi harga khusus via aplikasi.

Sebagai informasi, barbershop yang ingin bekerja sama dengan Minutes dikenakan biaya berlangganan mulai dari Rp 250 ribu/bulan. Hal ini tergantung dari jumlah fitur dan total staf yang dimiliki. [INO]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 Desember 2017