Karakteristik doodling atau corat-coret, menjadi ciri khas yang dimiliki oleh Tito Yusuf, illustrator asal Aceh. Tito juga memasukkan warna-warna cerah dalam doodling-nya untuk memberi “kehidupan” bagi sketsanya.
“Saya terinspirasi desain apparel lokal, graffiti, zine, artwork musik, dan lainnya,” ujar Tito.
Ia menyebut karakteristik tersebut sebagai “Slice of Life”. Didalamnya ada keluarga, pertemanan, pekerjaan, dan lain-lainnya. Konsep tersebut ia bawa sejak masa sekolah.
“Waktu SMP saya mulai mengulik animasi, kemudian mengikuti berbagai forum desain grafis dan animasi,” kata Tito. “Ketika masuk DKV ITB, saya kemudian belajar bagaimana mengembangkan konsep karya dan mempresentasikan konsep, termasuk membuat produk turunan.”
Minat dan eksplorasi Tito Yusuf untuk mengembangkan karyanya kian bertambah ketika ia mengenal skena NFT pada Oktober 2021. Jejaring perkuliahan mengantarnya ke skena NFT dan berkenalan dengan berbagai komunitas.
“Saya cukup tertarik dari sisi karya, teknologi blockchain, dan juga crypto.” tambahnya. Tito kemudian minting karya-karyanya di beberapa rantai blok serta lokapasar, hingga kini terhubung dengan berbagai kolektor dan kreator dalam dan luar negeri. Dari sana, ia jadi memiliki motivasi untuk terus mengembangkan karyanya.
“Saya bisa melihat progress di karya saya, seperti detail garis, pemilihan warna dan konsep,” ujar pemilik usaha kreatif Sanrok Studio di Bandung ini. Menurut Tito, salah satu perkembangan karya sejak terjun ke skena NFT, ia kini bisa beralih ke arah gambar suasana tanpa menghilangkan karakteristik corat-coret. (Chandrika Vidiananda Andini Putri/NFT Kompas)
***
Nama
Tito Yusuf
Tempat, Tanggal Lahir
Lhokseumawe, 25 November 1990
Profesi
Wirausaha dan Visual Artist
Tautan Portfolio
Linktree