“Awas, Nak! Hati-hati. Licin.” Ucapan ini bisa saja mudah dipahami oleh anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Jika mengatakan “licin”, apakah anak usia balita dapat memahaminya? Seperti apakah “licin”?

Menurut psikolog Swiss, Jean Piaget, setiap anak memiliki tahap perkembangan kognitif yang berbeda-beda. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.

Ia membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunia melalui 4 periode utama yang berkolerasi dengan pertambahan usia. Dimulai dari periode sensorimotor (usia 0–2 tahun), pra-operasional (usia 2–7 tahun), operasional konkret (usia 7–11 tahun), hingga operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa).

Paparan Pieget tak hanya menjadi bekal teoritis, tetapi juga panduan orangtua dalam mendidik buah hati. Jenis kegiatan pun disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Ketika buah hati memasuki periode sensorimotor, orangtua dapat mulai mengisi kegiatan dengan sensory play. Misalnya, bermain flubby jelly untuk mengenal tesktur lembut, licin, dan kenyal. Pilihlah jeli yang terbuat dari bahan alami yang bisa diolah sendiri sehingga tetap aman bagi si kecil.

Sedangkan pada usia 2–7 tahun, anak memasuki tahapan pra-operasional. Mereka belajar menggunakan dan merepresentasikan obyek dengan gambaran dan kata-kata. Ajaklah anak untuk mengklasifikasikan obyek menggunakan satu ciri, contohnya mengumpulkan semua benda berwarna ungu meski bentuknya berbeda-beda. Ada pula permainan bakmi warna-warni. Buah hati diarahkan untuk menempatkan bakmi warna tertentu ke dalam wadah yang berwarna sama. Pada proses membuat bakmi warna-warni, sebaiknya menggunakan pewarna makanan tanpa kandungan kimia.

Tahap ketiga adalah operasional konkret yang berada pada rentang usia 7–11 tahun. Mereka hanya mampu berpikir tentang konsep-konsep yang konkret. Wajar saja jika teknik pengajaran juga harus menggunakan contoh-contoh konkret. Kerap kali para pengajar siswa sekolah dasar memanfaatkan alat peraga, misalnya dengan foto, atau analogi yang mudah dimengerti. Hal ini juga dapat diterapkan kembali oleh orangtua saat berinteraksi dengan anak-anak di rumah. lebih banyak memperlihatkan pesan berupa visual melalui buku cerita, kartu, atau foto saat menjelaskan sesuatu.

Tahap keempat dalam teori Piaget adalah operasional formal. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan berlanjut sampai dewasa. Mereka perlahan-lahan dapat diajak untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan membuat kesimpulan.

Lalu, apakah benar-benar tak memerlukan penjelasan konkret? Tentu saja tidak. Setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Ada pula anak yang tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkret meski usianya mulai memasuki fase terakhir perkembangan kognitif.

Oleh karena itu, pahamilah karakter buah hati agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Komunikasi orangtua dan anak pun semakin harmonis. [GPW]

noted: Contoh Konkret Mudahkan Pemahaman