Terletak di wilayah utara, Chiang Mai merupakan kota terbesar kedua di Thailand setelah Bangkok. Di bagian utara sendiri, kota tersebut menjadi kota terbesar yang kental dengan tradisi budaya, keragaman etnis, kuliner lokal yang khas, dan alam pegunungan yang indah.
Berkunjung ke Chiang Mai paling nikmat ketika memasuki musim dingin, antara November hingga Februari. Seperti dialami penulis saat berkunjung memenuhi undangan Tourism Authority of Thailand (TAT) Jakarta Desember lalu, cuacanya sejuk tetapi tidak menusuk. Menurut pemandu wisata Fakri, di bulan-bulan itulah Chiang Mai banyak didatangi wisatawan domestik ataupun mancanegara. Katanya, dalam periode itu, iklim kota yang dijuluki Mawar Utara tersebut, paling nyaman, seperti cuaca kota pegunungan.
“Kalau wisatawan domestik biasanya berasal dari Thailand bagian selatan atau yang tinggal di daerah pantai. Sementara itu, wisatawan asal negara tetangga kebanyakan dari Myanmar, Laos, ataupun Tiongkok di wilayah selatan yang memakai transportasi darat. Sisanya rata-rata adalah wisatawan bule yang kebanyakan berasal dari Eropa,†ucap Sky, panggilan akrab Fakri.
Pada hari pertama dan kedua, kegiatan diisi sejumlah rangkaian acara Chiang Mai & the North Travel Mart (CTM) 2014. Saat baru tiba, penulis bersama rombongan dari Jakarta diajak bersantap malam di Khum Kham International Covention Complex, sebuah gedung konvensi baru di Chiang Mai.
Gedung pertemuan itu tampak cantik karena bentuknya yang sarat arsitektur khas Thailand. Dinding putih berpadu atap cokelat bertumpuk seperti bangunan tradisional Thailand terlihat megah karena dihiasi banyak ukiran emas di langit-langit ataupun sudut ruang, dan hiasan patung-patung. Ketika sampai di pekarangan gedung tersebut, mata tertuju pada banyak lampion besar, termasuk pohon lampion berhias ornamen binatang sesuai shio orang Tionghoa.
“Meski terbilang bukan yang terbesar, gedung ini menjadi tempat pertemuan yang terbaru di sini. Gedung ini bisa memuat hingga 1.000 orang untuk berbagai acara. Konsepnya memang menekankan budaya dan ornamen-ornamen Thailand,†ujar General Manager Khum Kham Convention Complex Somkiat Ngampanich.
Barulah hari kedua, tempat berpindah di The International Convention and Exhibition Centre Commemorating His Majesty’s 7th Cycle Birthday Anniversary, tempat konvensi terbesar di Chiang Mai. Di sanalah perwakilan dari 27 kantor TAT seluruh dunia membawa biro-biro perjalanan referensi mereka untuk menghadiri ekshibisi yang diikuti 120 operator wisata di Chiang Mai. Inilah salah satu cara efektif yang dilakukan pemerintah Thailand setiap 2 tahun. Tujuannya, lebih mengenalkan destinasi wisata seperti Chiang Mai ke masyarakat dunia.
Acara CTM 2014 diawali sambutan pemerintah Thailand dan TAT. Dalam sambutannya, Executive Director of the Advertising and Public Relations Department Chattan Kunjara Na Ayudhya mengatakan, Chiang Mai sedang berbenah dan sudah menyiapkan diri menjadi destinasi meeting, incentives, conferencing, dan exhibitions (MICE) berskala internasional.
Pada 2015, wisata Chiang Mai berfokus kepada tujuh elemen yang terdiri dari energetic, fun, creative, prestigious, harmony, sophisticate, dan peace of mind. Jika dikolaborasikan kurang lebih ada banyak destinasi menarik di daerah ini seperti untuk berolahraga, melihat kerajinan dan perjalanan sejarah Thailand, tinggal di penduduk setempat, ataupun berelaksasi,†ucap Chattan.
Seusai menghadiri ekshibisi CTM 2014, pada malam harinya, penulis diajak menikmati makan malam di tempat terbuka di Royal Park Rajapruek. Inilah taman bunga terbesar di Chiang Mai, yang menjadi destinasi favorit di musim dingin.
Selain menikmati suasana senja di taman bunga, pengunjung bisa menikmati kuliner kaki lima khas Chiang Mai secara gratis. Ada banyak penjaja makanan yang berbaris rapi menawarkan aneka rasa makanan dan minuman. Malam kedua di Chiang Mai pun ditutup dengan makan malam di udara terbuka dilengkapi hiburan tari-tarian. Sebuah pengalaman mengesankan. [AJG]
noted: chiang mai yang permai