Berdasarkan data, sebesar 23 persen dari 1,7 juta kematian di Indonesia pada 2016 disebabkan hipertensi. Sayangnya, masih belum banyak orang yang paham akan kefatalan penyakit ini.
Setiap 17 Mei, kita memperingati Hari Hipertensi Dunia. Tepatlah kiranya kita menggali lebih jauh soal penyakit ini. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah di atas tekanan darah normal, yaitu bila tekanan sistolik lebih dari 140 mm/HG dan tekanan diastolik berada di atas 90 mm/Hg.
Ini adalah kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan pula risiko serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan.
Hipertensi menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di seluruh dunia. Sebanyak 1,13 juta orang hidup dengan hipertensi. Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, kasus hipertensi pada penduduk yang berusia 18 tahun ke atas sebesar 34 persen. Estimasi jumlah kasusnya 63,3 juta. Sementara itu, angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar kira-kira 427 ribu.
Penyebab hipertensi
Gaya hidup yang tidak sehat kerap menjadi penyebab utama munculnya penyakit hipertensi. Terlalu banyak makan garam, terlalu banyak konsumsi kafein, malas bergerak, stres berkepanjangan, merokok, atau konsumsi alkohol yang berlebihan akan mempertinggi faktor risiko hipertensi.
Seseorang yang tekanan darahnya terlalu tinggi bisa mengalami gejala, seperti sakit kepala, penglihatan buram, mual, telinga berdenging, kebingungan, kelelahan, nyeri dada, detak jantung tak teratur, atau adanya urine dalam darah.
Namun, banyak pula yang sebenarnya mengalami hipertensi, tetapi tak merasakan gejala. Inilah yang lebih berbahaya. Oleh karena itu, mengecek tekanan darah secara rutin sangat penting sebagai langkah antisipatif.