Minggu (29/9/2024) petang selepas magrib, warga RT 18 Kampung Pujokusuman, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta, menggelar pertemuan sederhana. Meski bersahaja, agenda ini tergolong unik, dibuka oleh jenderal bintang dua aktif TNI AU dan Ketua RT 18 didampingi Pak Lurah Keparakan.

Lokasi acara dipilih dekat gapura Ndalem Pujokusuman dan Pasar Pujokusuman. Petang itu, Staf Potensi Dirgantara (Spotdirga) TNI AU meresmikan kemitraan dengan RT 18 Kampung Pujokusuman. Dalam suasana yang akrab dan santai, warga kampung termasuk anak-anak membaur dengan para personel Spotdirga TNI AU.

Asisten Potdirga Kasau Marsekal Muda TNI Andi Wijaya yang hadir mengenakan pakaian batik, mengungkapkan, agenda ini menjadi refleksi dari pendekatan humanis yang diusung TNI AU. Momen ini, kata Andi, bukan hanya unik karena mengukuhkan hubungan historis dan strategis antara TNI AU dan warga lokal, tapi juga karena kemasannya yang membumi dan natural.

Di Kampung Pujokusuman berdiri Ndalem Pujokusuman, bangunan cagar budaya yang sarat sejarah. Ndalem Pujokusuman juga dikenal sebagai Ndalem Danuningratan, dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono II dan pernah menjadi markas Laskar Hantu Maut saat masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dengan bangunan yang terdiri atas pendopo, balai rata, pringgitan, dan gandhok, Ndalem Pujokusuman kini menjadi pusat pelestarian seni tari tradisional Yogyakarta. Bagi TNI AU, kawasan ini menjadi simbol penting perjuangan sekaligus pusat budaya yang erat kaitannya dengan masyarakat.

Niken, remaja RT 18 Kampung Pujokusuman membawakan Tari Golek Sulung Dayung.

Meneguhkan keguyuban

Marsda TNI Andi Wijaya mengingatkan tentang ikatan historis TNI AU dengan Yogyakarta. Para calon perwira TNI AU dididik di Yogyakarta melalui Akademi Angkatan Udara (AAU).

Ia juga mengisahkan kembali momen pada tahun 2022 ketika Sultan Hamengkubuwono X menghadiahi TNI AU seperangkat gamelan Kyai Madyantara, yang diikuti dengan bibit tanaman yang sarat dengan filosofi kehidupan. Simbol-simbol ini menunjukkan TNI AU tetap manunggal serta menghargai nilai-nilai budaya dan sejarah Yogyakarta.

“Model kerja sama seperti ini memperkuat ikatan antara TNI AU dan masyarakat. Di samping itu, menjadi medium untuk meneguhkan persatuan dan keguyuban warga dalam menghadapi pilkada serentak nanti. Sehingga diharapkan warga tidak terjebak dalam politik identitas,” ujar Andi.

Ketua RT 18 Rustam Alamsyah mengaku bangga dan terharu atas keterlibatan TNI AU di kampungnya. “Jauh di langit, tapi tetap dekat di hati warga,” ucapnya.

Bagi warga Kampung Pujokusuman, kerja sama ini merupakan bukti bahwa TNI AU tidak hanya hadir di angkasa, tetapi juga mau membaur dengan masyarakat hingga akar rumput.

Rombongan Spotdirga disambut penampilan Tari Golek Sulung Dayung. Tari klasik gaya Yogyakarta ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang mulai dewasa. Ia menampilkan keanggunan dalam berdandan dan bertingkah laku untuk menjaga martabatnya sebagai perempuan.

Tarian itu secara khusus hanya dapat dibawakan oleh perempuan dan diiringi gendhing (komposisi dan harmoni musik seni karawitan) yang berjudul “Sulung Dayung”. Dalam kesempatan ini, Niken, remaja yang tinggal di RT 18, tampil membawakan tarian tersebut, menghidupkan suasana dengan gerakan yang gemulai dan penuh makna budaya.

Warga RT 18 Kampung Pujokusuman bersama jajaran Spotdirga TNI AU.

Pasar malam

Kerja sama TNI AU dengan RT 18 Kampung Pujokusuman tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga didorong membawa dampak nyata bagi kehidupan ekonomi warga.

Pasar Pujokusuman kini semakin hidup dengan adanya aktivitas kuliner malam. Selama dua minggu terakhir, warga mulai menghadirkan beragam jajanan mulai dari yang berlanggam klasik seperti jenang gempol, dan kue apem; hingga hingga ayam goreng renyah kekinian.

Jika di pagi hari pasar ini menjalankan roda ekonomi sebagaimana pasar tradisional, maka di malam hari pasar ini tengah diusahakan menjadi destinasi baru kuliner di Yogyakarta.

Kolaborasi tersebut menjadi bagian dari rangkaian Semarak Dirgantara 2024, kerja sama TNI AU dengan Pemprov DI Yogyakarta. Tidak hanya di Kampung Pujokusuman, TNI AU juga menggelar berbagai pertunjukan dirgantara di Pantai Depok, Bantul, pada 28-29 September.

Ribuan masyarakat antusias menyaksikan atraksi yang disuguhkan, di antaranya kirab Drumband AAU dan Bregada Keraton Yogyakarta, demonstrasi udara dari Jupiter Aerobatic Team (JAT) dan pesawat Grob, terjun payung, serta flypast pesawat tempur F-16 dan T-50i Golden Eagle.

Di Pantai Depok, Semarak Dirgantara 2024 dibuka oleh Komandan Kodiklatau Marsekal Madya TNI Arif Mustofa, mewakili Kasau Marsekal TNI M Tonny Harjono. Kerja sama ini menjadi rupa nyata visi dirgantara yang tidak hanya berfokus di angkasa, tetapi juga membumi di tengah warga. Mempererat persatuan dan keguyuban.

Baca jugaLemba, Jejak Seni pada Lembaran Kulit Kayu