Ungi adalah seekor anak kucing yang lucu. Dia tinggal bersama ibunya di rumah besar milik manusia pemeliharanya di Bojonegoro, Jawa Timur.
Pada suatu hari, Ungi melihat manusia pemeliharanya pulang sambil membawa sebuah akuarium besar yang ditaruhnya di ruang tamu. Setelah itu, dihiasnya dengan batu-batuan beraneka rupa, lalu diisi dengan air dan kemudian dimasukkan seekor ikan mas koki.
Begitu menyentuh air, si ikan langsung berenang ke sana-ke mari dengan riang.
“Ibu, itu hewan apa?” tanya Ungi keheranan.
“Oo, itu ikan mas koki, nak,” jawab ibu kucing.
“Tapi, kenapa dia dimasukkan ke air?”
“Iya, ikan berbeda habitatnya dengan kita. Kalau kita bernapas menggunakan paru-paru, tetapi ikan bernapas menggunakan insang. Makanya, dia harus tinggal di dalam air,” jelas ibunya.
Ungi hanya mengeong, tanda dia mulai mengerti.
“Mari, kita ke sana dan berkenalan dengannya.” Akhirnya Ungi dan ibunya menuju akuarium dan berkenalan dengan si ikan mas koki, yang ternyata bernama Inok.
Semenjak itu, Ungi senang melihat Inok yang berenang ke sana-ke mari. Namun saat diperhatikan, dalam seminggu ini, Ungi belum pernah melihat si ikan tidur. Inok terus bergerak sambil sesekali menyembul ke permukaan. Apakah ikan tidak tidur? batin Ungi.
Lalu, karena penasaran, ia pun bertanya pada si ikan. “Halo Inok, kamu sedang apa?” tanya Ungi.
“Ini aku lagi membuat gerakan agar aliran air tetap terjaga menuju insangku, Ungi. Supaya aku mendapat pasokan oksigen cukup,” jawabnya sambil mengibaskan siripnya.
“Selama kamu di sini, aku belum pernah melihatmu tidur, apakah kamu tidak tidur?” tanya Ungi lagi.
Inok tertawa.” Aku juga tidur, Ungi, sama seperti hewan lainnya. Semua makhluk hidup butuh istirahat untuk memulihkan tenaga.”
“Tapi, aku belum pernah melihat kamu tidur.”
“Cara tidurku berbeda dengan kalian. Meski tidur, mataku tetap terbuka sebab aku tidak memiliki kelopak mata seperti hewan lainnya. Dan, meskipun tertidur, sesekali aku menggerakkan siripku guna menjaga keseimbangan,” ujar Inok.
“Beda denganku, ya? Kalau aku banyak tidur, sehari bisa sampai 18 jam. Kata ibu, itu bawaan genetik dan penghematan energi,” kata Ungi.
“Pantas aku sering melihat kamu tidur terus,” Inok tertawa.
Ungi pun ikut tertawa.
Saat Ungi dan Inok asyik bercerita, manusia pemelihara Ungi datang sambil membawa sekantung plastik dan segera menuangkan ke dalam akuarium. Ternyata, berisi dua ekor ikan mas koki lagi. Inok senang sekali, kini dia tidak kesepian tinggal sendiri di akuarium.
Ungi juga ikut senang melihat jumlah ikan bertambah, suasana akuarium menjadi semarak. Tiga ikan berenang di dalam akuarium. Sungguh pemandangan yang indah, batin Ungi. *
Penulis: Dann Monhettan
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita