Menurut dr Santi dari Kompas Gramedia Medical Centre, stroke dapat terjadi ketika pembuluh darah dalam otak tersumbat atau pecah sehingga otak tidak mendapatkan darah yang mengandung nutrisi dan oksigen. Akibatnya, sel-sel otak akan mati dalam hitungan menit. Walaupun terjadi di otak, stroke ternyata dapat memengaruhi seluruh kondisi tubuh, tergantung pada lokasi sel-sel otak yang tidak mendapatkan darah.
Misalnya, jika sel otak yang bertugas mengurus bagian tubuh kanan yang terkena serangan, bagian tubuh sebelah kanan akan mengalami penurunan tenaga sampai kelumpuhan, kesemutan, atau baal.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, walaupun stroke dapat terjadi pada semua usia, semakin tua usia, maka semakin tinggi pula angka kejadian stroke.
Setidaknya 33 persen orang Indonesia yang berusia 55 sampai 64 tahun menderita stroke dan mengalami peningkatan pada usia 65 sampai 74 tahun yaitu sebanyak 46,1 persen dan mencapai puncaknya pada usia 75 tahun ke atas yaitu 67 persen.
Bahkan, boleh dibilang, stroke merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak nomor dua, baik di negara yang berpenghasilan tinggi maupun negara berpenghasilan menengah ke bawah. Parahnya lagi, stroke merupakan penyebab utama dari disabilitas (keterbatasan diri) jangka panjang.
Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengenali tanda-tanda stroke dan memberikan pertolongan yang tepat secepatnya menyebabkan keterlambatan penanganan medis sehingga jumlah sel-sel otak yang rusak semakin banyak dan berat.
Jumlah sel-sel otak yang rusak menentukan tingkat kecacatan yang akan terjadi sesudah serangan stroke. Jika penderita stroke menerima pengobatan medis yang tepat dalam kurun waktu 3 jam sejak awal terkena stroke, kecacatan dan kematian dapat dicegah. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang awam untuk dapat secepatnya mengenali gejala stroke dan secepatnya pula mengirim penderita ke rumah sakit.
Menurut dr Santi, sebetulnya stroke sangat mudah dikenali. Prinsipnya, ingat saja F-A-S-T, yaitu sebagai berikut.
1. “Facialdrooping”
Jika Anda mendapati wajah yang melorot, minta penderita untuk tersenyum. Waspadai jika wajah terlihat tidak simetris, mengalami penurunan di salah satu sisi, tidak bisa tersenyum, mata dan mulut terlihat turun ke bawah.
2. Arm weakness
Jika lengan terasa lemah, minta penderita untuk mengangkat kedua lengannya. Waspadai jika lengan tampak tidak sama tinggi, bahkan bisa terjadi ketidakmampuan menggerakkan sebelah lengan sama sekali.
3. Speech difficulties
Jika Anda mendapati penderita kesulitan berbicara, minta untuk mengulangi satu kalimat sederhana. Waspadai jika penderita akan mengalami kesulitan berbicara, tidak jelas, sulit mengerti, cadel atau pelo bahkan tidak mampu bicara sama sekali.
4. Time
Jangan buang waktu lagi, segera bawa ke rumah sakit dan minta pertolongan dokter. Setiap menit sangat berharga bagi penderita yang terserang stroke karena semakin cepat penanganan medis diberikan, maka semakin sedikit pula sel otak yang rusak dapat dicegah.