Iling si trenggiling dan Ulon si bunglon lalu menghampiri Gugun si sigung yang duduk menyendiri.
“Kenapa kamu tidak bermain dengan teman-teman yang lain?” tanya Iling.
Gugun menggeleng. “Teman-teman tidak mau bermain denganku karena bau badanku yang busuk.”
“Kamu jangan bilang seperti itu. Buktinya aku dan Iling mau bermain denganmu,” ucap Ulon.
“Hanya kalian yang mau bermain denganku, sementara teman-teman lain selalu menghindar.” Gugun tertunduk sedih.
“Bagaimana kalau kita bermain bertiga saja. Main petak umpet,” usul Iling si trenggiling.
“Aku tidak mau. Kalau bermain petak umpet, aku pasti kalah. Kalian bisa menemukanku karena bau badanku yang menyengat. Tidak seperti kamu Ulon, yang bisa mengubah warna tubuhmu. Atau, kamu Iling yang bisa menggulung tubuhmu sehingga susah dikenali,” ucap Gugun si sigung lirih.
“Tuhan Yang Mahakuasa menciptakan setiap makhluknya memiliki keunikan masing-masing, dan tak ada makhluk yang terlahir sia-sia, termasuk kamu, Gugun,” ujar Ulon si bunglon.
Gugun hanya manggut-manggut mendengar nasihat Ulon.
Namun, kemudian sesuatu terjadi. Tiba-tiba, para teman Gugun, Ulon dan Iling yang sedang asyik bermain bersama di tengah hutan, berhamburan berlari ke arah Gugun, Ulon, dan Iling.
Gugun, Ulon dan Iling pun kaget. Teman-temannya itu rupanya sedang berusaha menyelamatkan diri dari kejaran para manusia pemburu.
Saat segerombolan pemburu mendekat, Ulon si bunglon segera melompat ke dahan pohon sehingga warna tubuhnya langsung berubah menyerupai warna pohon. Sementara itu, Iling si trenggiling langsung menggulung tubuhnya menyerupai bola, sedangkan Gugun tak sempat menyelamatkan diri.
Saat para pemburu itu semakin mendekat, Gugun yang merasa terancam lalu melengkungkan tubuhnya menyerupai huruf U, kemudian ia menyemburkan bau yang sangat busuk ke arah para pemburu.
Begitu mencium bau semburan Gugun yang sangat menyengat, gerombolan pemburu lari terbirit-birit.
“Kamu tidak apa-apa, Gugun?” tanya Ulon setelah keluar dari persembunyiannya.
“Iya, apa kamu terluka?” Iling merasa khawatir.
“Aku tidak apa-apa, teman-teman. Semua ini karena bau badanku, aku bisa selamat dari para pemburu. Kamu benar, Ulon, semua makhluk yang Tuhan ciptakan pasti memiliki manfaat. Badanku yang mengeluarkan bau busuk, ternyata adalah caraku untuk melindungi diri dari musuh.”
“Syukurlah,” ucap Ulon dan Iling hampir bersamaan. Mereka berdua senang karena Gugun sudah tak lagi minder dengan tubuhnya.*
Penulis: Yeni Endah
Pendongeng: Paman Gery (IG: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita