Bagi beberapa anak, les tambahan seperti bahasa Inggris terasa memberatkan. Apalagi jika cara dan metode pengajarannya sudah kuno. Mereka ingin belajar bersama pengajar yang keren dan ramah. Mereka ingin pembelajaran yang interaktif. Mereka ingin pembelajaran yang dekat dengan dunia mereka. Dunia digital.

Anak zaman sekarang memang begitu lekat dengan dunia digital. Tak heran jika banyak anak yang sejak kecil sudah difasilitasi gadget (gawai) oleh orangtuanya. Bahkan, ada yang mengenalkan anaknya dengan gawai sejak balita.

Metode pengasuhan

Memang, beda orangtua, beda juga metode pengasuhan yang mereka lakukan. Penelitian yang dilakukan English First (EF) memaparkan 4 metode pengasuhan yang dilakukan orangtua. Hasil penelitian ini disampaikan dalam acara “EF Trailbalzers, Persiapkan Anak Menghadapi Persaingan Global” di Kuningan City, Jakarta (28/7).

Pertama, ambitious commander. Orangtua tipe ini cenderung dominan dalam pengambilan keputusan yang mendorong anak agar bisa unggul di sekolah. Kedua, silent achiever. Gaya pengasuhan tipe ini cenderung mencari yang terbaik untuk anaknya dengan cara membangun lingkungan yang menarik minat belajar.

Ketiga, short-term worrier. Orangtua tipe ini cenderung membandingkan performa anak lain sebagai tolok ukur. Keempat, happy-go-lucky. Tipe ini memiliki kepercayaan besar terhadap kemampuan anaknya.

Dari keempat tipe di atas, manakah metode pengasuhan yang paling benar? Ternyata, seperti dituturkan Marketing Director EF Joris Satyadharma, tak ada yang paling benar atau salah. Orangtua sebaiknya memilih metode pengasuhan yang sesuai dengan karakter anak.

Apa pun metode yang dilakukan, semua orangtua tentu ingin anaknya kelak menjadi pribadi yang baik dan sukses. Sejak dini, anak akan dibekali pendidikan yang cukup. Salah satunya, keterampilan bahasa Inggris.

Persaingan pada masa depan diyakini akan semakin kompetitif. Saingan mereka tak hanya dari negeri sendiri, tetapi juga luar negeri. Oleh sebab itu, keterampilan bahasa Inggris sudah menjadi keharusan.

Program khusus

Metode pengajaran juga memengaruhi ketertarikan anak mengikuti les bahasa Inggris. Terkait hal itu, EF baru saja meluncurkan program seru bertajuk EF Trailblazers. Menariknya, Trailblazers melibatkan peran komponen digital yang cukup besar. “Kami mengeluarkan fitur EF Students App dan EF Mentor untuk membantu siswa belajar di mana pun dan kapan pun,” ungkap Regional Director EF Savitri Manan.

Aplikasi EF Students App adalah aplikasi mobile untuk mengerjakan PR dan tugas dari guru. Sementara itu, EF Mentor adalah aplikasi mobile untuk berlatih kosakata baru setiap hari. Kedua aplikasi ini bisa membuat anak semangat belajar bahasa Inggris.

“Dunia sekarang ini memang sudah berubah, tidak hanya makin kompetitif karena globalisasi, tetapi juga memasuki era digital sehingga anak cenderung menghabiskan waktunya dengan gawai. Karena itu, mendekati mereka tentu saja dengan bahasa yang mereka kenal yaitu dunia digital,” ungkap Donna Agnesia, presenter dan model iklan.

Selain mengeluarkan aplikasi untuk anak, EF juga membuat aplikasi untuk orangtua. Aplikasi ini diberi nama EF Parents yang memungkinkan orangtua memantau perkembangan anak mereka selama belajar di EF.

Orangtua bisa mendapatkan berbagai informasi, mulai dari materi yang telah dipelajari, penyelesaian pekerjaan rumah, skor tes, foto-foto aktivitas dalam kelas, hingga respons guru. Semua ini tersedia untuk membantu orangtua mengetahui kelebihan dan kekurangan anak mereka.

“Melalui aplikasi EF Parents, saya tak lagi khawatir mengenai keseharian Lio, Diego, dan Sabrina di kelas karena bisa secara langsung melihat aktivitas mereka cukup melalui ponsel,” pungkas Darius Sinathrya, suami Donna yang juga merupakan selebritas ternama Tanah Air. [INO]

noted: Cara Seru Belajar Bahasa Inggris pada Era Digital