Ramadhan menjadi saat yang tepat untuk berbuat kebaikan lebih dari yang telah dilakukan di bulan-bulan lainnya. Ganjaran pahala yang melimpah dan berlipat ganda menjadi semangat bagi umat Muslim untuk melakukan ibadah lebih giat dari biasanya. Termasuk untuk urusan sedekah dan membayar zakat.

Merupakan salah satu rukun Islam, zakat artinya memberikan sebagian kekayaan untuk orang yang berhak menerimanya (mustahiq) jika sudah mencapai nisab (jumlah kekayaan minimal) dan haul (batas waktu). Dengan berlipatgandanya pahala, tidak bisa dimungkiri jika banyak kalangan lebih suka bersedekah dan membayar zakat pada bulan Ramadhan.

Pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, kaum Muslim berlomba-lomba dalam beribadah yang tujuannya tidak lain ialah mengharapkan keridaan Allah SWT. Namun, tak jarang timbul perbuatan maupun perkataan yang sia-sia.

 

Zakat fitrah

Kewajiban membayar zakat fitrah pada akhir Ramadhan boleh dikatakan sebagai pembersih jiwa dan pribadi, serta sebagai pembersih dari hal-hal yang mengotori pelaksanaan puasa. Tidak hanya itu, zakat fitrah juga menjadi penolong untuk penghidupan kaum fakir dan mereka yang membutuhkan.

Zakat fitrah merupakan kewajiban untuk semua kaum Muslimin, budak maupun orang merdeka, laki-laki maupun perempuan, anak maupun dewasa. Jika seseorang telah memiliki kecukupan untuk memenuhi kebutuhan nafkah dirinya dan keluarganya pada siang hari dan malamnya, kemudian masih ada kelebihan yang cukup untuk membayar zakat fitrah, ia wajib untuk membayar zakat fitrah untuk dirinya dan keluarganya, meskipun dia tidak termasuk orang yang kaya. Namun, jika tidak memiliki kelebihan dari nafkah wajibnya, tidak ada kewajiban baginya membayar zakat fitrah.

Zakat fitrah yang diberikan ini berupa makanan pokok senilai 3,5 liter atau 2,5 kilogram. Karena makanan pokok yang kita makanan berupa beras, zakat fitrah di Indonesia biasanya juga diberikan dalam bentuk beras. Tentu saja harus senilai dengan jenis makanan pokok yang kita santap sehari-hari.

Demi kepraktisan, zakat fitrah ini juga bisa dikonversikan dengan uang senilai makanan pokok yang kita makan sehari-hari. Artinya, jika terbiasa makan nasi dengan harga beras senilai Rp 12.000 per liter, zakat fitrah yang Anda berikan juga senilai itu, yaitu 3,5 liter dikalikan Rp 12.000, yaitu sekitar Rp 42.000 per kepala.

Masjid sampai saat ini merupakan tempat yang paling mudah dijangkau untuk pembayaran zakat fitrah. Sayangnya, karena kesibukan, tidak semua orang memiliki waktu untuk menyambangi masjid. Namun, seiring perkembangan teknologi, kini pembayaran beragam jenis zakat, mulai dari zakat fitrah, zakat maal (zakat harta), zakat profesi, bahkan untuk infak, sedekah hingga wakaf juga bisa dilakukan melalui Dompet Dhuafa. Caranya pun terbilang praktis dan mudah, yaitu dengan cara setor tunai ataupun transfer melalui ATM, internet banking ataupun SMS banking.

Asyiknya lagi, Dompet Dhuafa juga menyediakan layanan jemput zakat, konsultasi zakat, bahkan kalkulator zakat bagi Anda yang masih bingung akan berapa jumlah zakat yang harus dibayarkan. Bahkan Anda juga dapat mengunduh panduan zakat secara daring. Dengan kehadiran Dompet Dhuafa, membayar zakat kini jauh lebih praktis. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi 021-7416050 atau kunjung situs web donasi.dompetdhuafa.org. Tunggu apa lagi? Segera bayarkan zakat Anda. [AYA]

Ful Medames, Menu Berbuka Puasa Khas Mesir

Waktu berbuka puasa menjadi saat yang dinanti-nanti. Beragam sajian khas biasanya menyemarakkan momen ini. Selain Indonesia yang memiliki beragam sajian khas dengan cita rasa rempah yang kuat, Mesir juga terkenal dengan penggunaan rempah pada penganannya. Salah satu contohnya, masakan yang bernama ful medames.

Ful medames atau disingkat fūl adalah hidangan Mesir dari kacang fava yang dimasak dengan minyak sayur, jintan putih, ditambah dengan potongan peterseli, bawang putih, bawang bombai, perasan lemon, dan cabai. Ini merupakan makanan pokok di Mesir, khususnya di kota-kota utara Kairo dan Gizah. Namun, ful medames juga digemari masyarakat Lebanon, Suriah, Palestina, Yordania, Sudan, Yaman, dan Arab Saudi.

Makanan ini biasanya dimakan oleh warga Mesir untuk sarapan. Namun, saat Ramadhan, lebih populer untuk menu berbuka. Ful medames biasanya dilengkapi dengan roti pita, acar sayuran, dan rempah daun segar yang diletakkan di sisi piring. Tekstur sajian ini tampak kental dengan sensasi rempah yang kuat bercampur dengan gurihnya kacang fava. Cukup mengenyangkan dijadikan hidangan pembuka. [*/ACH]

Foto Shutterstock.

Foto dokumen Dompet Dhuafa.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 31 Mei 2017