Suhu udara ideal di dalam rumah berkisar 24 –26 derajat celsius. Penghuni rumah akan merasa tidak nyaman jika suhu udara dalam ruangan menjadi ekstrem. Sebenarnya, udara panas dapat diredam dengan beberapa faktor, seperti penataan ruang yang tepat, pengunaan kipas angin plafon, menghindari efek rumah kaca, dan penanaman tumbuhan hijau.

Sirkulasi udara di dalam ruang dipengaruhi penataan interior. Keterbukaan antarruang dapat membuat udara bebas mengalir dari ruang depan sampai ke belakang. Pengertian tentang keterbukaan tersebut adalah ruang-ruang yang diusahakan tidak terbatasi material-material masif.

Furnitur berukuran besar hendaknya jangan diletakkan di tengah ruangan. Namun, sebaiknya dirapatkan ke dinding. Pembatas ruangan pun diusahakan untuk memungkinkan udara dapat melewatinya, misalkan dengan material bambu.

Biasanya, dalam kondisi cuaca panas, suhu panas akan naik ke atas dan banyak berkumpul di area plafon rumah. Penggunaan kipas angin plafon menjadi salah satu solusi. Selain mempercantik ruangan, alat ini dapat difungsikan secara optimal sebagai pengusir udara panas dari area plafon.

Seperti bumi, rumah juga menghadapi kondisi efek rumah kaca. Kondisi yang membuat udara panas terperangkap karena terpapar panas matahari. Material transparan seperti kaca dan polikarbonat berukuran besar umumnya membuat kondisi tersebut terjadi.

Untuk menghindari panas, usahakan material transparan tidak terpapar langsung oleh sinar matahari. Hal ini dapat disiasati dengan pengunaan penghalang seperti kisi-kisi, kerai ataupun kanopi. [*/VTO].

Foto dokumen Shutterstock.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 Desember 2013