Setelah liburan dalam waktu yang lama, biasanya seseorang akan merasa malas untuk beraktivitas atau bekerja. Sindrom pasca liburan ini ternyata dialami juga oleh anak-anak. Waktu libur yang cukup lama membuat mereka kurang semangat berangkat ke sekolah. Bagaimana cara menyiasati hal ini?
Rutinitas memang membuat orang terbiasa melakukan sesuatu. Misalnya, jika sang anak masuk sekolah pukul 07.00, mereka akan terbiasa untuk bersiap-siap sejak pukul 06.00. Aktivitas yang berlangsung secara konstan selama hampir seminggu ini membuat anak terbiasa bangun pagi.
Namun, ketika memasuki masa liburan, terutama liburan panjang, pola rutinitas anak akan berubah. Karena sedang liburan, beberapa orangtua biasanya mengizinkan anak untuk bangun lebih siang. Jika pola rutinitas ini berlangsung secara berturut-turut, ketika mulai masuk sekolah, anak cenderung sulit untuk dibangunkan pada pagi hari. Untuk menyiasati hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Pertama, kembali membiasakan anak untuk tidur pada waktunya. Selama libur panjang, orangtua biasanya lebih toleran terhadap jam tidur anak. Mereka mengizinkan anak untuk tidur lebih larut dibandingkan jam tidur normal. Namun, ketika memasuki masa sekolah, orangtua sebaiknya mengembalikan jam tidur anak seperti biasa. Hal ini bertujuan agar anak tidur cukup sehingga merasa segar esok paginya.
Kedua, kembali membiasakan anak untuk bangun pagi. Selama liburan, anak memang akan terbiasa untuk bangun siang. Namun, kira-kira seminggu sebelum masuk sekolah, orangtua sebaiknya mengembalikan kebiasaan bangun pagi anak. Hal ini bertujuan agar anak tak “kaget” ketika harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah.
Ketiga, siapkan perlengkapan sekolah yang baru. Segala sesuatu yang baru bisa membuat anak semakin semangat pergi ke sekolah. Namun, hal ini bukan berarti Anda harus mengganti semua perlengkapan anak dengan yang baru. Pilihlah perlengkapan yang sudah terlihat usang, misalnya tas atau sepatu. Mengenakan tas atau sepatu baru akan membuat anak semangat untuk kembali bersekolah. [INO]
Foto Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 5 Januari 2015