Sebagian orang sering bertanya, mengapa pengeluarannya saat bulan Ramadhan justru meningkat. Dari pertanyaan ini, kemudian muncul keluhan pendapatan yang sedikit, padahal bisa jadi ini karena cara mengalokasikan dana yang salah.

“Ah, mumpung diskon” atau “kapan lagi diskon gede-gede-an kalau gak mau Lebaran?” sering dijadikan pembenaran untuk berbelanja saat Lebaran. Apalagi Anda merasa ada tambahan THR yang dianggap tidak akan mengganggu arus keuangan pribadi.

Tanpa sadar, barang tidak sesuai kebutuhan dibeli dan akibatnya Anda kerap mengeluhkan mengapa gaji tidak bersisa, padahal baru memasuki pertengahan bulan.

Memang tidak salah berbelanja saat menjelang Ramadhan karena kebutuhan juga meningkat. Namun, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk berbelanja melebihi biasanya. Anda harus bisa mengalokasikan dana lebih bijak. Hal ini karena pada bulan yang suci ini seharusnya Anda justru bisa menabung dan bersedekah lebih banyak.

Lagi pula, pengeluaran pada saat bulan Ramadhan tidak melulu berkisar soal hal-hal yang menyenangkan. Selama bulan Ramadhan, Anda juga harus memperhitungkan pengeluaran harian, simpanan untuk kebutuhan mendadak, dan tentu saja bersedekah.

Ada cara alokasi dana yang bijak. Memasuki Ramadhan, gaji bulanan dan THR tetap harus dipisahkan. Anda bisa mengalokasikan gaji bulanan untuk kebutuhan sehari-hari selama bulan Ramadhan, sedangkan THR untuk kebutuhan lebaran dan tabungan. Pengalokasian dana ini penting sebab selama bulan Ramadhan bisa dipastikan harga barang kebutuhan sehari-hari juga naik.

Untuk gaji bulanan, Anda bisa mengalokasikan dana  sebesar 50–60 persen untuk biaya makan, buka puasa, dan transportasi harian. Jika Anda punya utang, alokasikan sebesar 30 persen dari pendapatan. Pastikan tagihan kredit Anda tidak lebih dari jumlah tersebut. Kalau tidak punya utang, Anda bisa mengalihkannya untuk tabungan atau investasi.

Tidak ada alasan untuk tidak menabung. Walaupun harga barang naik, tetap upayakan untuk menyisihkan 10 persen untuk ditabung atau investasi. Kalau bisa untuk keduanya, akan lebih baik. Jangan lupa, siapkan 5 persen dari penghasilan untuk sedekah.

Lalu untuk THR, jika memiliki asisten rumah tangga siapkan 20 persen untuk memberikan THR kepada mereka. Bagi yang memiliki tradisi memberikan “amplop” di keluarga, jumlah persentase itu bisa dinaikkan sebesar 10–15 persen. Sisihkan juga dana zakat fitrah sebanyak 5 persen.

Bagi yang mempersiapkan mudik, alokasikan 20 persen dari total THR Anda untuk membeli tiket transportasi. Sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Kebiasaan membeli pakaian atau makanan lebaran sebaiknya diberikan sebanyak 15 persen saja. Jangan sampai terjebak dalam arus konsumtif. Lalu, sisanya 35 persen sebaiknya digunakan untuk tabungan dan investasi. [VTO]

Foto : Shutterstock.com

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 Juni 2018