Menumbuhkan pangan sendiri barangkali konsep yang terasa jauh bagi kita yang tinggal di perkotaan. Namun, kini, hal tersebut jadi kian relevan. Kamu pun bisa mahir tanam sayur sendiri di rumah.

Berkebun di rumah adalah sesuatu yang sangat mungkin, bahkan ketika kita tak punya lahan atau pekarangan.

Kemudahan akses akan beragam barang, juga alasan-alasan tentang kesibukan, mungkin membuat kita yang berhuni di kota kurang memikirkan opsi untuk menanam pangan sendiri. Jauh lebih mudah membelinya saja.

Namun, sedikit saja langkah kecil untuk mencoba menanam bahan makanan akan membuat setiap individu atau keluarga melangkah lebih dekat ke arah kemandirian pangan. Tak butuh lahan besar, di pot pun sudah cukup. Lagi pula, dengan menanam sendiri kita bisa memastikan makanan kita lebih sehat karena tak mengandung pestisida atau zat berbahaya lainnya.

Siti Soraya Cassandra, Co-founder Kebun Kumara, mengalami sendiri belajar dari nol tentang berkebun. Ia berbagi soal bagaimana cara berkebun di lahan sempit perkotaan.

“Bagi pemula, tantangannya memang suka bingung untuk memulai dari mana. Ada juga yang sudah memulai, tetapi sering tidak berhasil,” tutur Sandra.

Sandra dan pengurus Kebun Kumara yang lainnya juga pernah mengalami kegagalan dalam menanam. Namun, proses itulah yang menjadikan Kebun Kumara lebih berkembang sekarang.

Para pengurus Kebun Kumara mulai menanam tanaman pangan sedikit-sedikit, berangkat dari apa yang ada di dapur mereka. Setelah itu, kebunnya makin besar, tanaman kian beragam. Kini, Kebun Kumara telah banyak membantu orang-orang untuk mulai berkebun di perkotaan, baik dengan mengadakan pelatihan maupun mendesainkan kebun di lahan tertentu.

Baca juga : 

Prinsip utama berkebun

Ada beberapa prinsip yang sebetulnya bisa dipegang untuk meminimalisasi risiko kegagalan. Pertama, sebelum menanam, kita mesti tahu karakter tanah dan bagaimana membuat media tanam yang subur untuk tanaman.

Seperti dijelaskan Sandra, untuk menanam kita bisa membuat media tanam yang terdiri atas campuran 4 bahan utama, yaitu tanah liat atau bisa diganti dengan cocopeat (sabut kelapa), pupuk kandang atau kompos, sekam basah, dan sekam bakar. Perbandingannya 1 : 1 : 1 : 1.

Setelah itu, tentukan jenis tanaman yang ingin ditumbuhkan. Cara menentukannya dengan observasi lingkungan, yaitu melihat kondisi sinar matahari, air, dan angin. Kebutuhan tiap jenis tanaman akan paparan sinar matahari dan air berbeda-beda. Kondisi angin patut juga dipertimbangkan, misalnya karena tanaman tertentu yang akan tumbuh tinggi rentan roboh tertiup angin, apalagi jika hanya ditanam di pot.

Hal lain yang perlu dicatat, kita tak mungkin menanam semua jenis bahan pangan. Oleh sebab itu, pilihlah yang benar-benar akan kita sukai dan kita konsumsi saja. Cara mengecek paling mudah, lihat apa isi dapur atau kulkas. Itulah yang sebenarnya kerap kita konsumsi. Daun bawang, cabai, terong, bayam, kemangi, jahe, daun jeruk, atau sereh, misalnya. Inilah yang pas kita tanam. Apalagi, beberapa bibit tanaman itu bisa kita ambil dari biji, batang, atau rimpang yang sekarang ada di dapur kita.

“Buat aku, kalau mau menanam, pilih yang disuka, yang jelas akan dimakan. Jadi, kita niat juga menjalani aktivitas berkebunnya. Tentu, cari tahu cocok atau tidak tanaman itu dengan kondisi lingkungan kita. Kemudian, pastikan juga ada komitmen. Harus mau meluangkan waktu dan energi untuk merawat,” tutur Sandra.

INFOGRAFIK: IKLAN KOMPAS/YOVIETA B.