Berkebun serupa guru yang mengajari kita banyak hal. Bagi pendiri Kebun Kumara Siti Soraya Cassandra, berkebun membuatnya lebih menikmati dan menghargai proses.
“Saya suka banget berkebun. Saya merasa cocok dengan hobi ini karena saya tipe yang fast pace dan menetapkan target untuk banyak hal. Semenjak berkebun, saya merasa lebih menikmati proses, lebih paham kalau sesuatu ada waktunya. Pelajaran itu banyak saya dapatkan dari keseharian menanam,” tutur Sandra.
Seperti juga dikatakan hortikulturis Inggris, Gertrude Jekyll, berkebun mengajarkan kesabaran, kemampuan mengamati, dan bagaimana percaya pada proses. Nilai-nilai yang baik diserap anak sejak dini. Mengajari anak berkebun juga mendorong mereka punya kepekaan dan rasa menghargai alam. Berkebun mengajarkan anak kesabaran, kemampuan mengamati, dan bagaimana percaya pada proses.
Bagi anak-anak, berkebun juga aktivitas yang sangat natural karena pada dasarnya mereka punya sifat eksploratif. Bayangkan antusiasmenya ketika melihat tunas tumbuh dari biji atau mencari cacing di tanah.
Berkebun tidak perlu muluk-muluk, rumit, mahal, atau memakan banyak waktu. Dengan hanya beberapa menit per hari, kita bisa merawat kebun sederhana bersama anak. Berikut ini, beberapa ide untuk mulai dan membuat anak tertarik berkebun.
1. Mulai dari satu atau dua tanaman
Kamu tak perlu tanah yang lapang untuk mulai berkebun. Sebetulnya,bagi anak-anak justru mungkin lebih tepat mengawalinya dengan satu atau dua tanaman saja. Dengan begitu, ia bisa fokus pada perkembangan tanaman tersebut dan minatnya bisa dirawat pula.
Tanam di pot atau lahan dan bimbing anak untuk mengamati setiap ada perkembangan tanaman. Ketika ia sudah menunjukkan minat yang konsisten, boleh tambah dengan tanaman lain untuk dipelihara.
2. Biarkan anak memilih jenis tanamannya
Untuk mendorong anak suka berkebun, biarkan ia yang memilih apa yang mau ditanam. Bisa sayuran, buah, atau bunga kesukaannya. Tomat ceri, wortel, bayam, atau bunga matahari. Dengan begitu, ia kian antusias memantau perkembangan tanaman.
3. Belikan peralatan berkebun khusus anak
Di pasaran tersedia pula alat-alat berkebun untuk anak-anak, seperti sekop, garu, sarung tangan, penyiram tanaman, atau gunting tanaman. Untuk anak-anak, alat-alat ini biasanya dirancang lebih kecil, lebih aman, serta memiliki warna yang lebih menarik.
Peralatan miliknya sendiri akan mendorong anak untuk lebih terlibat. Ajari juga anak untuk membersihkan dan menyimpan peralatannya dengan baik setelah selesai digunakan.
4. Memakan hasil panen
Panen adalah saat yang paling ditunggu-tunggu setelah secara konsisten merawat kebun atau tanaman. Kegiatan ini pasti bisa membuat anak tertarik berkebun. Lakukan kegiatan memanen ini bersama anak, lalu putuskan bersama mau diolah menjadi makanan apa hasil panen tersebut.
Mungkin piza dengan tomat dari kebun atau roti lapis telur dengan bayam hasil panen. Jika kamu menanam bunga matahari, bisa juga sangrai bijinya menjadi kuaci.
5. Kunjungi pasar
Apabila di sekitar kamu ada pasar tani pada akhir pekan, ini jadi tempat yang bagus untuk dikunjungi bersama anak. Pasar tradisional pun tak apa juga.
Ia akan belajar mengenal lebih banyak macam sayuran dan buah-buahan, sambil mencerna lagi asal makanan-makanan tersebut. Sambil mengalami sendiri proses berkebun, ia juga bisa semakin menghargai bumi dan petani yang telah bekerja agar makanan tersedia bagi kita.