Terlalu mudah mengagumi terang
coba kalau berani kenali gelapnya.
Marchella FP kembali dengan buku baru beberapa bulan lalu, Kamu Terlalu Banyak Bercanda atau biasa disingkat KTBB. Tokohnya masih sama dengan buku sebelumnya, Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (NKCTHI), Awan. Jika pada NKCTHI, Awan bercerita tentang harapan, optimisme akan masa depan, dan emosi lain yang bernuansa terang, buku ini membawa kita pada sisi gelap Awan.
“Surat ini ditulis 10 tahun lamanya, tentang marah, sedih, kecewa, ragu, takut, dan semua rasa yang jarang ditampilkan,” kata Awan. Kerap kita dengar ujaran: kamu terlalu banyak bercanda, kepada orang yang terlihat jarang bersedih atau sering tertawa. Tak berarti mereka tak punya masalah. Mereka hanya menyimpannya, seperti Awan.
Buku ini adalah kumpulan catatan Awan tentang perasaan-perasaan negatifnya. Dalam rentang 10 tahun dalam alur cerita yang diciptakan Awan ini, kita membayangkan pada hari-hari kelabunya ia akan mengambil alat tulis dan catatan hariannya, lantas menumpahkannya pada catatan harian. Membacanya, kita seperti mengintip buku harian seseorang.
Catatan-catatan ini memang cenderung terasa abstrak. Tema-tema besar tiap catatannya bisa kita tangkap, tapi kita tidak bisa masuk dan mengetahui secara lebih dalam apa yang terjadi pada Awan ketika catatan itu ditulis. Memang mungkin sengaja begitu. Supaya gambaran-gambaran perasaan itu bisa lebih mudah dipahami atau dicerna sesuai dengan pengalaman personal pembaca. Sejak awal membaca, kita juga bisa mengganti tokoh Awan menjadi diri kita sendiri.
Untuk menikmati buku ini, butuh sedikit kepekaan untuk membaca. Mengolah informasi eksternal sekaligus menggali pengalaman personal. Semacam berefleksi. Jika membacanya sambil lalu, bisa jadi beberapa catatan terasa datar-datar saja.
KTBB menjadi pengingat, semua orang punya kesamaan: pengalaman atas hal-hal yang menimbulkan perasaan tak nyaman, bahkan lara. Buku ini mengajak pembaca untuk menerima dan mengakuinya, lantas mengalirkan rasa-rasa itu alih-alih memendamnya. Pada bagian akhir buku ini, diceritakan Awan menggali luka yang telah ia kubur untuk kemudian menghadapinya saja.
Kenikmatan membaca buku ini tentu saja tak sebatas pada rangkaian katanya. Marchella adalah juga desainer visual dan ilustrator yang berbakat. Lewat goresan-goresan tangannya yang khas, Marchella menciptakan ilustrasi yang pas dan unik untuk setiap cerita. Menjadikan pengalaman membaca buku ini tak sekadar mencerna kata, tetapi juga karya visual.