Bulan Ramadhan selalu identik dengan aneka hidangan berbuka yang manis dan menggugah selera. Salah satu takjil khas yang selalu dinantikan adalah bubur kampiun, sajian asal Minangkabau yang terkenal dengan kelezatan dan keunikannya. Dengan berbagai campuran bubur dan kolak dalam satu mangkuk, bubur kampiun menjadi simbol kekayaan rasa dan tradisi kuliner Sumatera Barat.
Tercipta Tanpa Sengaja
Konon, bubur kampiun lahir dari sebuah perlombaan kreasi bubur di Desa Jambu Air, Banuhampu, Bukittinggi, pada tahun 1960-an. Seorang peserta lanjut usia bernama Amai Zona, yang datang terlambat dan tanpa persiapan matang, mencampurkan berbagai jenis bubur yang tersisa menjadi satu sajian.
Tak disangka, racikan bubur Amai Zona justru memenangkan lomba. Berkat kemenangannya yang tidak terduga, hidangan ini ia namai “kampiun”, diambil dari kata bahasa Inggris “champion”, yang berarti juara.
Manis, Lezat, dan Bergizi
Keistimewaan bubur kampiun terletak pada kombinasi berbagai bubur dan kolak dalam satu sajian. Biasanya, hidangan ini terdiri atas bubur sumsum yang lembut, bubur kacang hijau yang legit, ketan hitam yang kenyal, candil yang gurih, serta kolak pisang dan ubi yang manis. Semuanya kemudian disiram dengan kuah santan yang kental dan harum, menciptakan perpaduan rasa yang begitu khas.
Selain nikmat, hidangan ini juga kaya akan nutrisi. Ketan hitam dan ubi memberikan karbohidrat sebagai sumber energi, sementara kacang hijau mengandung protein nabati yang baik untuk tubuh. Santan dan gula merah menambah rasa gurih dan manis yang pas, menjadikannya pilihan takjil yang tidak hanya lezat tetapi juga mengenyangkan.
Bubur Kampiun di Bulan Ramadhan
Saat Ramadhan tiba, bubur kampiun mudah ditemukan di pasar-pasar takjil dan warung tradisional, terutama di Sumatera Barat. Banyak juga rumah makan Padang di berbagai daerah yang turut menyajikan hidangan ini selama bulan suci. Dengan rasanya yang istimewa dan sejarahnya yang unik, bubur kampiun tak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan kuliner Nusantara yang patut dilestarikan.
Bagi yang ingin mencicipi sensasi kelezatan dalam satu mangkuk, bubur kampiun adalah pilihan takjil yang tidak boleh dilewatkan. Jadi, sudah siap menikmati semangkuk sajian manis khas Minang ini untuk berbuka puasa?
Baca juga: Sejarah Rendang: Asal-usul Makanan Legendaris khas Minang