Kopling memiliki fungsi menghubungkan atau melepaskan putaran mesin dengan gigi/transmisi. Dengan fungsi tersebut, pengendara mobil bisa bermain kopling untuk tujuan tertentu, misalnya membantu akselerasi saat hendak mendahului kendaraan lain atau menahan laju.

Pengendara mobil yang hendak mendahului kendaraan lain dalam kecepatan tinggi perlu meningkatkan torsi dengan menurunkan gigi persneling dan menginjak gas lebih dalam. Hal tersebut memang sudah jadi pengetahuan umum, tetapi yang perlu diperhatikan adalah tetap menjaga putaran mesin dalam batas normal, jangan sampai menyentuh batas di tachometer.

Putaran mesin yang terlalu tinggi bakal mengonsumsi lebih banyak bahan bakar. Hal tersebut juga akan memperpendek usia mesin. Oleh karena itu, setelah mendahului kendaraan, sebaiknya langsung memindahkan gigi persneling yang lebih tinggi agar putaran mesin dapat diturunkan.

Sekadar saran, dalam pemakaian normal, usahakan RPM atau putaran mesin rendah saat hendak memindahkan gigi persneling, kira-kira di kisaran 2.000 hingga 2.500 RPM. Lantaran putaran mesin yang rendah, konsumsi bahan bakar dapat ditekan. Di sisi lain langkah ini membuat kerja synchronizer berfungsi menghubungkan sistem roda-gigi menjadi lebih ringan. Hasilnya, usia komponen tersebut menjadi lebih panjang.

Bayangkan jika memindahkan gigi persneling dilakukan dengan kasar, akibatnya bisa bermacam. Misalnya sulit masuk ke gigi satu atau dua. Jika gangguan ini yang terjadi, ada kemungkinan kopling tidak mampu memosisikan transmisi ke kondisi free sehingga sulit untuk masuk gigi.

Namun, ada mobil-mobil yang tidak melengkapi gigi satu dengan synchronizer sehingga jika kendaraan tidak benar-benar berhenti, pengendara akan sulit memasukkan gigi. Selain itu, bisa juga disebabkan synchronizer gigi satu sudah tidak baik.

Selain untuk menambah akselerasi, kopling bisa juga membantu menahan laju kendaraan (engine break) sehingga rem mobil tidak bekerja terlampau keras. Menahan laju kendaraan misalnya saat di jalan menurun.

Ketika melewati jalan menurun, laju mobil bisa ditahan dengan hanya mengandalkan rem. Namun, jika turunan cukup panjang dan curam, teknik engine break bisa dilakukan dengan memasukkan gigi satu dan melepas pedal kopling.

Demikian halnya saat melaju kencang dan ingin menurunkan kecepatan. Jangan hanya mengandalkan rem, tetapi dibantu juga dengan menurunkan kopling secara bertahap. Dengan cara ini, usia brake pads dan brake shoes bisa lebih lama. [ASP]