Interaksi komunikasi tak hanya berjalan secara verbal, tetapi juga nonverbal. Tak hanya dengan individu lain, tetapi juga makhluk hidup lainnya di alam sekitar. Berinteraksi dengan binatang terbukti menjadi “pembimbing” perkembangan anak yang efektif dan memberi efek positif. Mengapa demikian?

Berbagai hasil riset menunjukkan kehadiran binatang peliharaan di rumah menjadi stimulan positif untuk menumbuhkan empati pada si kecil. Binatang lebih jujur dalam memperlihatkan perasaan hatinya antara senang, marah, atau sekadar mencari perhatian. Tumbuhnya rasa empati merupakan dasar dalam pengembangan keterampilan sosial dan ketika membangun hubungan antarindividu.

Kejujuran sisi emosional yang ditampilkan oleh anak-anak maupun binatang juga membantu membentuk rasa percaya diri maupun kemampuan untuk mempercayai orang lain. Melalui bahasa emosi yang diperkenalkan binatang, anak-anak menjadi lebih mudah mempelajari ragam emosi dan belajar mengekspresikannya. Itu sebabnya pula, binatang kerap menjadi media terapi untuk menyembuhkan dari luka psikis.

Di sisi lain, ketika berinteraksi dengan binatang, anak-anak belajar mengenali rasa takut dan keterbatasannya serta cara untuk menghadapinya. karakter binatang yang senang bermain-main dan bercanda juga memberi stimulan pada hormon endorfin anak. Hormon inilah yang berperan mengaktifkan perasaan senang, mengurangi rasa sakit dan stres.

Perkembangan kecerdasan emosional pada dasarnya menjadi salah satu landasan dalam proses tumbuh kembang anak untuk menjadi pribadi berkualitas. Keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional kini pun disadari kian penting untuk dapat hidup di tengah masyarakat maupun mencapai kesuksesan. [ADT]

noted: berkomunikasi dengan hati